Jakarta, buletinnusantara – Tiga ribu warga perantauan dari Nagari Sulit Air, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang tersebar di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, pada Minggu, 14 Agustus 2016, berkumpul di Gedung Serbaguna, Pertamina, Simpruk, Jakarta.
Mereka berkumpul di hari libur itu untuk mengadakan Silaturahmi Akbar 2016. Hadir dalam acara itu tokoh-tokoh keturunan Nagari Sulit Air, di antaranya Wakil Ketua MPR Oesman Sapta.
Dalam sambutan, Oesman Sapta mengatakan hari itu adalah hari kebangkitan Nagari Sulit Air. Tak heran bila ia menggelorakan semangat bagi warga Sulit Air. “Sulit Air!”, teriak Oesman Sapta. “Bangkit!”, disambut dengan serempak oleh ribuan orang yang menghadiri acara itu.
Dalam kesempatan itu, di mana Bupati Solok, hadir, Oesman Sapta menyampaikan aspirasi dari masyarakat bahwa harus dibangun jalan di Sulit Air agar bisa dilalui Tour De Singkarak. Tour De Singkarak merupakan lomba balap sepeda tahunan bertaraf internasional yang digelar di Solok.
Tak hanya itu, Oesma Sapta mengatakan, Sulit Air harus menjadi prioritas pembangunan agar nagari itu bisa menjadi objek touris atau wisata. “Agar orang berduyun-duyun melihat Gunung Merah Putih,” ujarnya.
Ditegaskan oleh Oesman Sapta dalam kesempatan itu bahwa kita harus banyak bekerja jangan banyak omong. “Dan harus saling tolong menolong,” tambahnya. “Warga Sulit Air rajin dan suka berjuang,” tambahnya lagi.
Dikatakan bangsa ini memiliki pertahanan terakhir. Pertahanan terakhir itu adalah 4 Pilar yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Diungkapkan bahwa negara-negara lain telah mengintervensi bangsa Indonesia. Mereka menurut Oesman Sapta meracuni bangsa ini dengan narkoba. “Narkoba dari luar negeri dipasok ke Indonesia agar kita menjadi bangsa bodoh dan penakut,” paparnya.
Untuk itu diharapkan agar kita menghayati 4 Pilar. “Pertahanan terakhir kita adalah 4 Pilar. Kita harus memiliki rasa kebangsaan,” tegasnya.