Jakarta, buletinnusantara – Perhatian masyarakat akan pencegahan stunting semakin besar. Hal itu terbukti dari persoalan stunting yang menjadi trending di jagat twitter, Rabu (17/02/2021) sore. Para pngguna twiter dengan hastag #IndonesiaCegahStunting menuliskan ide-ide mereka terkait pencegahan stunting.

Zafran melalui @zfrnramadhan misalnya, menuliskan Imunisasi yang teratur dapat membantu untuk mencegah terjadinya stunting pada anak seraya menunggah poster bertuliskan “Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama & menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak”.

Stunting bisa diatasi dengan pemberian gizi yang cukup kepada anak, tulis pengguna twitter @PknMaba

Sementara @Arum11468807 menuliskana Penggunaan Air bersih salah satu menjadi cara untuk mencegah stunting.
Ada pula, @AjiHunami menuliskan Terus Mencegah stunting juga dapat dilakukan dengan kesadaran diri kita semua untuk memberikan gizi yang cukup kepada balita.

Kemudian, xelyn @xelynsefiora menulis lindung anak-anak anda dari stunting dengn pemberian gizi yang cukup. @maisyaput1 berpendapat Dengan Gizi yang mencukupi akan membantu untuk mencegah kasus stunting.

Ada pula @sura_sarah yang berpendapat Memberikan ASI eksklusif kepada bayi akan membantu atau mencegah dari penyakit stunting.

Kenali dan pahami penyebab stunting agar anak kita bisa terhindar dari stunting tulis pengguna twitter @neng_jenn.

Risiko stunting bisa muncul saat kehamilan, juga dari bayi lahir normal namun mengalami kekurangan asupan gizi, tulis @CahyaniRizkia1.

Turunkan angka stunting jadi 14 persen
Beberapa waktu lalu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan pemerintah menargetkan untuk menekan angka stunting pada 2024 menjadi 14 persen. Saat ini angka stunting pada kisaran 27,6 persen. Target tersebut menurut Hasto harus mendapat dukungan semua pihak.

“Ini merupakan tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada BKKBN sebagai ketua pelaksana program percepatan penurunan stunting dalam koordinasi dengan Kemenko PMK,” kata Hasto.

Pihaknya menegaskan, BKKBN siap untuk mengoordinasikan upaya percepatan penurunan stunting ini melalui kerja sama lintas Kementerian/Lembaga, lintas sektor serta lintas pemerintah Pusat dan Daerah (sampai dengan tingkat desa).

Hasto menambahkan BKKBN siap mengerahkan dukungan 13.734 tenaga PKB/PLKB dan 1 juta kader yang tersebar di seluruh desa. Salah satu langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting, BKKBN akan membuat program yang mengharuskan calon pengantin melapor tiga bulan sebelumnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan, seperti pemeriksaan hemoglobin (hb).

“Kalau hb kurang, minum tablet tambah darah sehingga begitu nikah sudah siap hamil makanya kami harus buat program siap nikah dan siap hamil,” katanya.

Hasto mengatakan, hampir 50% kasus stunting terjadi sejak kehamilan. Dia mengibaratkan orang hamil sebagai pabrik pembuat bayi. “Kalau kita ingin bayi bagus maka pabriknya harus bagus. Logikanya begitu kalau kita ingin membikin bayi bagus, siapa yang akan membikin bayi ini harus bagus juga. Makanya harus dikawal dengan tertib dan disiplin,” kata Hasto.
***