Jakarta, Ratusan tani dan nelayan yang tergabung dalam Gerakan Tani Nelayan Nusantara Indonesia deklarasi mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin. Usai deklarasi mereka berjanji akan door to door memenangkan Paslon 01.
Ketua Gerakan Tani Nelayan Nusantara Indonesia untuk Jokowi – Kiai Ma’ruf, Al Amin Nur Nasution mengatakan 25 wilayah hadir dalam deklarasi yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (2/4), itu.
Menurut dia, 25 wilayah itu meliputi pengurus cabang Lembaga Pengembangan Pertanian Indonesia dari kabupaten/kota se-Jabar, kabupaten/kota se-Banten, dan DKI Jakarta.
Sebanyak 29 persen dari total petani dan nelayan di Indonesia itu adalah warga Nahdatul Ulama (NU). Mereka mengonsolidasikan diri dalam wadah itu.
“Intinya, ketika orang tua, panutan kami maju dalam pertarungan pilpres, ketika warga Nahdliyin maju maka yang kami lakukan hanya satu yakni memperjuangkan untuk menang,” jelas Al Amin.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi – Kiai Ma’ruf, Hasto Kristiyanto mengajak anggota Gerakan Tani Nelayan Nusantara Indonesia bisa langsung bergerak ke bawah, mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin pro rakyat yang tercermin dalam diri Jokowi dan Kiai Ma’ruf.
“Kami percaya, Gerakan Tani Nelayan Nusantara Indonesia akan jadi bagian penting, bahkan tulang punggung pemenangan Pak Jokowi – Kiai Ma’ruf Amin. Kami manfaatkan H-15 ini untuk terjun ke bawah,” ujar Hasto.
Dia memastikan komitmen Jokowi – Ma’ruf terhadap kalangan tani dan nelayan. Sebab, dari sisi kesejahteraan, tani dan nelayan adalah juga wong cilik sehingga ada kedekatan antara kaum Nahdliyin dengan Soekarnois.
“Dari para petani dan nelayan inilah, maka Nahdliyin dan Soekarnois tumbuh bersatu untuk membangun bangsa Indonesia yang berkarakter Pancasila,” kata Hasto.
Dalam kepemimpinan Jokowi – Kiai Ma’ruf, menurut Hasto, tercermin kesatupaduan antara Nahdliyin dan Soekarnois.
“Semangat hubbul wathan minal iman yang bergema bahwa membela Tanah Air bagian dari iman. Kita bersatu karena kita ingin NKRI dengan Pancasila tetap berdiri,” jelasnya.
Menurut Hasto, Jokowi – Kiai Ma’ruf akan menjadi model kepemimpinan Indonesia ke depan. Yakni bersatunya antara umara dan ulama, juga ulama dan umara. “Ini satu napas kepemimpinan nasional,” tegasnya.