Pandeglang, Buletinnusantara.com – Sesuai prakiraan awal, bahwa Februari 2017 adalah puncak musim hujan sehingga berpotensi menimbulkan banjir di daerah-daerah langganan banjir. Salah satu daerah langganan banjir yang selalu berulang setiap tahun adalah banjir di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang Provinsi Banten.
Banjir melanda 14 kecamatan di Kabupaten Lebak sejak Kamis (5/2/2017) dini hari akibat meluapnya Sungai Ciliman anak anak-anak sungai yang ada seperti Sungai Cisimeut, Sungai Cimadur dan Cibinuangeun di wilayah Lebak Selatan. Banjir pada kali ini termasuk besar di Kabupaten Lebak karena dari 28 kecamatan yang ada, 14 kecamatan mengalami banjir. 14 kecamatan yang mengalami banjir adalah Kecamatan Banjarsari, Gunungkencana, Cijaku, Leuwidamar, Wanasalam, Bayah, Cigenblong, Lebakgedong, Cirinten, Cihara, Malingping, Kalanganyar, Cimarga, dan Sobang. Sebanyak 1.561 rumah terendam banjir. Daerah yang paling parah terendam banjir adalah Kecamatan Banjarsari 444 rumah, Leuwidamar 526 rumah, dan Cijaku 227 rumah.
Empat desa di Kecamatan Leuwidamar yang paling parah dan merata terkena banjir adalah Lebak Parahiang, Leuwidamar, Nayagati, Sangkanwangi, dan Wantisari dengan ketinggian air 1-2 meter. Kegiatan belajar-mengajar SMPN 1 Lewidamar dihentikan karena air masuk ke lingkungan sekolah hingga ketinggian setengah meter dan terus meningkat.
Sedangkan di Kecamatan Banjarsari, desa yg terendam adalah Kerta Rahayu, Bojong Juruh, Umbul Jaya, Leuwiipuh, Tamansari, Cilegong Ilir, Lebak Keusik, dan Laban Jaya. Banjir di Kecamatan Leuwidamar akibat luapan air dari Sungai Cisimeut. Sedangkan Banjarsari terendam luapan Sungai Ciliman yang alirannya juga melintasi wilayah Kabupaten Pandeglang. Akibat banjir, aktivitas sosial warga lumpuh.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, banjir juga melanda 13 kecamatan di Kabupaten Pandeglang sejak Kamis (9/2/2017) pukul 08.00 Wib. Hingga saat ini banjir masih merendam banyak tempat. 13 kecamatan yang mengalami banjir adalah Kecamatan Munjul, Panimbang, Sobang, Cikeusik, Angsana, Sindangresmi, Sukaresmi, Pagelaran, Patia, Picung, Saketi, Labuan, dan Carita. Data sementara dari BPBD Pandeglang sebanyak 3.671 rumah terendam banjir dengan jumlah penduduk terdampak sebanyak 9.611 jiwa atau 3.671 KK. Selain itu juga merendam ribuan hektar lahan pertanian. Diperkirakan jumlah rumah dan lahan pertanian yang terendam banjir lebih besar karena pendataan masih dilakukan BPBD.
Banjir di Kecamatan Sobang menyebabkan 9.617 jiwa atay 2.867 KK terdampak dengan tinggi banjir mencapai 50 – 200 centimeter. Tiga rumah roboh terkena banjir dan longsor. Sebanyak 280 jiwa mengungsi di Kantor Desa Teluk Lada dan masjid.
Tim Reaksi Cepat BNPB terus mendampingi BPBD untuk melakukan penanganan banjir. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan banjir. Banjir yang terus berulang ini harus dapat dilakukan upaya pencegahannya. Kementerian PU Pera tahun ini akan melanjutkan normalisasi Sungai Ciujung, Cidurian dan Ciliman. Peran serta pemda masih perlu ditingkatkan.
Meskipun daerah Lebak dan Pandeglang rawan bencana dan ribuan masyarakat menderita akibat bencana. Namun hingga saat ini BPBD Lebak dan BPBD Pandeglang hanya ditetapkan sebagai BPBD tipe B. Artinya kepala BPBD hanya eselon 3. Hal ini tentu menyulitkan BPBD yang memiliki fungsi koordinasi, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana. Belum lagi dukungan anggaran yang begitu minim untuk menanggulangi bencana di daerah tersebut. Harusnya BPBD dibentuk dengan tipe A untuk Kabupaten Lebak dan Pandeglang. (Jun)