BULETIN NUSANTARA, JAKARTA – Arab Saudi kemungkinan akan segera memberikan akses penyelenggaraan umrah bagi jemaah Indonesia. Stafsus Menteri Agama, Ishfah Abidal Aziz, menggarisbawahi pentingnya edukasi publik tentang penyelenggaraan umrah di masa pandemi.
“Jemaah perlu diedukasi tentang penyelenggaraan umdah di masa pandemi. Edukasi publik sangat penting agar jemaah bisa mengerti, memahami dan bisa menjalankan umrah di masa pandemi,” terang pria yang akrab disapa Gus Alex ini saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Tim Manejemen Krisis Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Perjalanan Ibadah Umrah tahun 1443 H di Jakarta, Rabu (13/10/2021).
“Edukasi penyelenggaraan umrah di masa pandemi ini penting agar tidak terulang lagi terjadinya ketidakdisiplinan jemaah asal Indonesia dalam menerapkan protokol kesehatan setibanya di Arab Saudi,” sambungnya.
Gus Alex menilai nota diplomatik dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tentang pembukaan ibadah umrah untuk jemaah dari Indonesia sebagaimana dijelaskan Menlu Retno Marsudi sebagai pertanda baik bagi dimulainya penyelenggaraan ibadah umrah. Meski nota diplomatik tersebut belum merinci tentang kebijakan teknis penyelenggaraan ibadah umrah bagi jemaah dari Indonesia.
Gus Alex meminta tim krisis untuk bisa merumuskan rekomendasi dan langkah persiapan yang baik dalam penyelenggaraan ibadah haji di masa pandemi. Persiapan itu baik berupa regulasi maupun teknis penyelenggaraan ibadah umrah, sejak sebelum keberangkatan, saat melaksanakan ibadah umrah, dan setelah kembali di tanah air.
“Sebagai bagian dari Tim Manajemen Krisis, masing-masing Kementerian agar menyiapkan skema keberangkatan dan kepulangan ibadah umrah sesuai dengan kewenangannya,” pesannya.
“Keberangkatan dan kepulangan jemaah umrah pada masa pandemi ini perlu dirumuskan secara bersama dengan mempertimbangkan prinsip one gate policy and zero incident,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief. Dia mengingatkan bahwa ibadah umrah saat ini diselenggarakan dalam suasana pandemi. Sehingga, masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang kondisi ini dan batasan-batasan yang ada di dalamnya.
“Kata pandemi saat ini menjadi kunci dan masyarakat harus diedukasi, agar memahami bahwa penyelenggaraan umrah saat ini dan kemungkinan juga saat haji nanti, adalah dalam suasana pandemi,” paparnya.
Rapat tim manajemen krisis ini digelar secara hybrid, daring dan luring. Hadir di kantor Kementerian Agama, Sekjen Kemenag Nizar, Staf Khusus Menag bidang Hukum Abdul Qodir, Sesditjen PHU Ramadhan Harisman, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin, Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sihdu Jaja Jaelani, serta Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana.
Terhubung secara daring, Direktur Timur Tengah Kemenlu Bagus Hendraning Kobarsyih, Direktur Angkutan Udara Kemenhub Kristi Endah Murni, Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono beserta jajarannya, serta sejumlah anggota tim manajemen krisis. (rls/hud)