BULETIN NUSANTARA, JAKARTA – Meskipun secara nasional jumlah kasus aktif Covid-19 terus mengalami penurunan, pemerintah tetap berupaya untuk mencapai target 208 juta sasaran vaksinasi. Hal ini merupakan salah satu langkah pemerintah dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus kembali atau gelombang ketiga akibat varian baru Covid-19.

“Cara menanganinya [gelombang ketiga], yaitu secara terus menerus tetap 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Yang kedua, pemerintah terus melakukan tracing, testing, dan treatment (3T) dan isolasi. Dan juga melakukan vaksinasi. Kita terus berupaya untuk mencapai 208 juta masyarakat, hingga tercapai herd immunity,” ujar Wapres saat menjawab pertanyaan dari awak media usai melakukan peninjauan ke Sentra Vaksinasi kerja sama antara Kompas Group dan Dewan Pers di Bentara Budaya, Jakarta, pada Jumat (24/09/2021).

Terkait vaksinasi, menurut Wapres, pemerintah saat ini tengah memprioritas cakupan target bagi masyarakat lanjut usia (lansia).

“Lansia harus cepat diupayakan untuk dilindungi karena banyak yang meninggal. Oleh karena itu, lansia [diupayakan] untuk dapat segera dilakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua. Itu menjadi prioritas,” ungkap Wapres.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, salah satu faktor yang menyebabkan masih lambatnya cakupan vaksinasi lansia adalah adanya kekhawatiran terhadap keamanan vaksinasi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kepada para lansia tentang keamanan vaksinasi ini.

“Mohon diyakinkan bahwa vaksinasi itu aman. Kalau tidak percaya, lihat Pak Wapres. Beliau divaksin paling awal dan aman,” ujar Budi.

Lebih lanjut, Wapres kembali menuturkan bahwa Indonesia harus siap dalam menghadapi kemungkinan gelombang ketiga, mengingat beberapa negara di dunia telah mengalaminya. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan segala fasilitas untuk melakukan penanganannya.

“Kita juga mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan, yaitu penyiapan rumah sakit, kebutuhan oksigen, dan obat-obatan, untuk antisipasi karena dunia mengalami, dan kita harus siap,” imbuhnya.

Disamping antisipasi dengan upaya penanganan apabila terjadi lonjakan kasus, Pemerintah kini melakukan pencegahan masuknya varian baru ke Indonesia dengan melakukan pengetatan ketentuan, baik bagi masyarakat yang berpergian ke luar negeri maupun warga negara asing yang masuk ke Indonesia.

“Yang pertama kita siapkan, pintu masuk, [yaitu] darat, laut, maupun udara diperketat. Orang yang akan berpergian juga dilakukan pengawasan, baik karantinanya, maupun pemeriksaan dan vaksinasinya,” urai Wapres.

Di tambah lagi, lanjutnya, pemerintah mewajibkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi bagi warga yang berpergian.

“Karena sekarang sudah mulai dibuka pelonggaran-pelonggaran [peraturan untuk dapat melakukan perjalanan], sudah mulai diterapkan dalam aplikasi Peduli Lindungi, supaya jangan sampai ada orang positif [Covid-19], tetapi dia tetap keluyuran kemana-mana dan menularkan,” ujar Wapres.

Sebagai informasi, saat meninjau Sentra Vaksinasi ini, Wapres didampingi CEO Kompas Gramedia Group Liliek Oetama, Wakil Pemimpin Umum Kompas Budiman Tanureja, Ketua Dewan Pers M. Nuh, dan Ketua Komisi Hubungan Antarlembaga dan Internasional Dewan Pers Agus Sudibyo.

Hadir mendampingi Wapres di lokasi peninjauan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wakil Presiden Masduki Baidlowi dan Bambang Widianto.

Usai photo bersama dengan jajaran vaksinator, Wapres kemudian bergerak menuju gedung Menara Kompas untuk bersilaturahmi dengan jajaran Redaksi Kompas Media Group yang letaknya bersebelahan dengan Bentara Budaya. (DMA/AS, BPMI Setwapres)