Jakarta, Buletinnusantara – Lebih dari 500 santri yang berasal dari Jabodetabek mengikuti Rapid Test gratis yang digelar oleh NU CARE-LAZISNU dan Tokopedia Salam di Masjid Jami’ at-Taqwa Juraganan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Rabu (5/8). Acara ini merupakan bagian dari acara menyambut Ulang Tahun Tokopedia ke-11 yang akan jatuh pada 17 Agustus 2020 mendatang.

Hasil rapid test ini merupakan salah satu syarat wajib bagi santri yang berasal dari daerah Jabodetabek untuk kembali ke pesantren di Jawa Timur di tengah kondisi COVID-19.

Dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat, para santri dicek satu per satu untuk kemudian diberikan surat keterangan hasil pemeriksaan dari tim kesehatan yang tergabung dalam Satgas NU Peduli COVID-19.

“Tentu kita sangat menjaga ketat para peserta yang hadir di sini, termasuk untuk menjaga jarak, menggunakan masker, pengecekan suhu badan sebelum masuk, dan ketentuan lain yang berlaku,” ujar Abdurrouf, Direktur Eksekutif NU CARE-LAZISNU.

Sebelum mengikuti rapid test ini, para santri sudah terlebih dahulu melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Begitu pula setelah pelaksanaan rapid test ini, para santri juga akan melakukan karantina mandiri sebelum diberangkatan pesantren menuju Jawa Timur.

Rafly, salah satu peserta rapid test mengatakan senang karena bisa segera kembali ke Pesantren, setelah sekian lama meninggalkan pesantren. Oleh karenanya, ia mengikuti Rapid Test dengan sangat antusias.

“Saya sudah kangen sama pesantren, sudah pingin belajar lagi, pingin ngaji lagi seperti biasa. Berharap semoga pandemi ini segera berakhir. Dan terimakasih untuk NU CARE dan Tokopedia Salam,” ujar Rafly.

Menurut Slamet Tuharie, PIC Program dari NU CARE-LAZISNU, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kerjasama NU CARE-LAZISNU dan Tokopedia Salam yang berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran COVID-19 dari cluster pesantren.

“NU CARE-LAZISNU dan Tokopedia Salam tentu punya komitmen yang sama untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran COVID-19. Dan salah satu fokusnya adalah pada kelompok santri yang juga sangat rentan pada penyebaran COVID-19,” jelas Slamet Tuharie.