JAKARTA – Umat Islam yang sudah cukup dalam kebutuhan ekonomi, dianjurkan untuk berkurban saat hari raya Idul Adha. Apabila hal itu dilakukan, tentu ia sudah menjadi umat yang memiliki rasa solidaritas terhadap saudaranya.
“Kurban maknanya solidaritas, mari kita hentikan kepentingan egois,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj sesaat sebelum prosesi penyembelihan hewan kurban di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2016).
BERITA REKOMENDASI
Baginya, kurban merupakan mashab yang besar. Barang siapa melakukan hal tersebut, dia berarti memiliki jiwa kebersamaan yang sangat tinggi.
“Itu mashab yang besar. Hentikan kepentingan partainya, kepentingan kelompoknya, sukunya mari kita bangun kepentingan bersama sama dan mendahulukan kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan (pribadi),” ujarnya.
Sebagai informasi, saat Idul Adha 1437 Hijriah ini, pihaknya melakukan penyembelihan terhadap 50 sapi dan 5 kambing. Nantinya, puluhan hewan kurban tersebut akan disalurkan ke warga kurang mampu dan beberapa daerah dan pondok pesantren yang tersebar di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Beberapa pejabat negara tercatat turut menyumbangkan hewan kurban melalui Nahdatul Ulama (NU) Care dan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Nahdatul Ulama (LazisNU) diantaranya Presiden ke 5 RI Megawati Soekarnoputri, Kapolri Tito Karnavian, Menristekdikti Muhammad Nasir, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, DPP Partai Golkar, politisi PPP Djan Faridz beberapa Kementrian/ lembaga, perusahaan-perusahaan dan masyarakat umum.