Beredar postingan berjudul Rumah Zakat, Pleas Jangan HOAX di beranda facebook akun milik Slamet Tuharie Ng, dalam postingannya slamet mengungkapkan rasa kecewanya terhadap iklan yang ditayangkan Rumah Zakat. Dalam tayangan iklannya, Rumah Zakat menyampaikan Desa Ngardirejo Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah dua tahun yang lalu tidak ada pequrban di desa itu.
Melihat iklan tersebut, Slamet selaku warga desa tersebut merasa sangat jengkel dan menghubungi pihak rumah zakat, namun iklan tersebut masih beredar di facebook.
Berikut isi postingannya : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10213434956467604&id=1810911026
Rumah Zakat, Please Jangan Sebar HOAX
Qurban adalah ibadah yang tentu penuh dengan kebaikan. Di dalamnya bicara tentang kepedulian dan semangat untuk berbagi kepada sesamanya. Tapi tentu kebaikan itu tak perlu dibumbui dengan HOAX.
Baik, sebelumnya saya perkenalkan diri dulu. Saya Slamet Tuharie Ng. Manajer Audit Internal dan Risk Management NU CARE-LAZISNU. Sebelumnya, saya adalah Manajer Penyaluran dan Pendayagunaan dan juga pernah jadi Manajer Fundraising dan Program di Lembaga yang sama. Jadi, sudah beberapa tahun ini saya juga inten ngurusi kurban. Termasuk bermitra dengan Lembaga Zakat yang lain.
Bahkan NU CARE, tidak cuma ngurus kurban di Indonesia, tahun kemarin bahkan sampai ke beberapa negara, termasuk Boznia Herzegovina.
Tapi malam ini, saya benar-benar dibuat jengkel dengan postingan Rumah Zakat tentang iklan ajakan qurban. Bukan masalah ajakannya, tapi data konten yang disajikan yang harus saya katakan 100% HOAX. Kenapa? Karena setting videonya mengambil latar desa Ngadirejo, Kec. Reban, Kab. Batang.
Ya, itu desa saya. Kampung halaman saya. Di video itu katanya, tahun 2018 tidak pequrban sama sekali, dan tahun 2019 hanya ada 1 pequrban. Maaf, ini data salah. Kecuali ngga pake desa saya OK, saya mungkin ngga tahu datanya. Tapi ini desa saya, kampung saya. Saya tak sebuta itu dengan data, saya juga ngga sebodoh itu dengan fakta yang ada.
Saya, waktu itu melalui kebijakan di NU CARE-LAZISNU 2017 juga pernah mengirimkan beberapa hewan qurban ke Ngadirejo. Tahun 2018 dan 2019 saya tidak mengusulkan sama sekali, meskipun sebenarnya bisa aja. Kenapa? karena infonya 2019 ada beberapa pequrban. Sampai akhirnya saya alihkan ke beberapa daerah lain yang lebih membutuhkan.
Bagi yang butuh datanya, bisa dicek di Kantor Urusan Agama (KUA), atau cek langsung ke Pemerintah Desa Ngadirejo. Atau bisa cek ke Ranting NU Ngadirejo. Tak jamin, data yang disajikan Rumah Zakat pasti salah.
Sekali lagi, Rumah Zakat telah menyebar data HOAX. Jadi, apalah artinya mengajak kebaikan kalau dibumbui dengan kebohongan.
Saya juga tadi sudah kontak langsung dengan CEO Rumah Zakat, Nur Efendi untuk minta klarifikasi. Sudah ditanggapi, ia minta maaf dan akan segera menurunkan iklannya. Yes, iklannya sudah diturunkan, videonya sudah tidak bisa dilihat lagi, tapi narasi masih tetep berkembang dan bahkan masih bisa dibaca di FB.
Itu juga yang bikin saya akhirnya harus tetep menulis status ini. Karena banyak tokoh agama dan ustadz di desa yang tidak terima, banyak anak-anak Muda NU di desa kami juga yang marah dengan iklan Rumah Zakat tentang Desa Ngadirejo.
Please lah, untuk menarik simpati tak perlu sebar HOAX. Semoga ini jadi pembelajaran. Stop HOAX, apalagi sampai jual kesengsaraan orang NU di Desa kami. Insya Allah Ranting NU di Ngadirejo itu kuat, guyub.
Oh ya, terimakasih atas perhatian Rumah Zakat kepada Desa Ngadirejo. Alhamdulillah, di Desa Ngadirejo sudah ada UPZIS Ranting NU CARE-LAZISNU nya.
Depok, 07 Juni 2020
Slamet Tuharie (Wong Ngadirejo, Reban, Batang)