Bekasi, BuletinNusantara – Cikarang Care Peduli Lombok telah mengumpulkan dan menyalurkan bantuan untuk korban terdampak gempa di Lombok, NTB, bantuan yang dikumpulkan berupa uang dan disalurkan berupa barang sesuai kebutuhan di masing-masing titik gempa. Bantuan tersebut dari berbagai sekolah di Cikarang, Bekasi.
Ketua Cikarang Care, Romdoni Sugianto Hasan yang gemar disapa Pak Doni ini mengatakan bantuan tersebut dikumpulkan lalu disalurkan dengan baik dan tepat sasaran “Alhamdulillah, sukses, sukses dan sukses, kita sudah salurkan melalui tim kita yang ada di Lombok, kita kumpulkan bantuan berupa uang tunai, lalu kita transfer ke tim kita yang ada di Lombok, selanjutnya tim kita belanjakan uangnya sesuai kebutuhan para korban gempa tersebut,” paparnya
berikut yang sudah ikut bantu korban terdampak gempa Lombok :
SD Islam Al-Bayani
SDN Karang Raharja 03
SDN Tanjung Sari 02
SDN Waluya 01
SDN Karang Asih 08
SDN Karang Asih 14
SDN Karang Asih 01
SDN Pasir Gombong 06
SDN Karang Raharja 02
Hamba Allah, Jakarta
“dari seluruhnya jumlah total Rp 22.729.000 ditambah yang baru masuk 1.300.000 jadi Rp 24.029.000,” urai Romdoni melalui pesan singkatnya kepada www.buletinnusantara.com
Cikarang Care masih menerima dan menyalurkan bantuan tersebut, “iya masih ada yang memberikan kepercayaan kepada kami menitipkan bantuanya, kita tampung, nanti kita salurkan, kami juga ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan” Pungkas Pak Doni
Masyarakat korban terdampak gempa lombok sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan, doa dan harapan menyatu dalam haru
“mereka sambut bantuan dari kita, ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk donatur dari cikarang, mereka juga mendoakan semoga bantuan ini dibalas Allah SWT berlipat ganda,” kata Koordinator Cikarang Care Peduli Lombok, Lalu Zainal
Lalu Zainal yang juga warga lombok ini mengaku kesulitan dalam penyalurannya, akses jalan rusak dan jarak tempuh jauh juga cuaca yang ekstrem harus dilewatinya
“saya naik mobil los bak bawa bantuan, saya duduk di belakang bersama tumpukan barang bawaan, panas terik matahari, perjalanan jauh sampe tiga jam lebih, belum lagi ada jalan rusak, matahari yang begitu menyengat itu kita lewati demi bantuan sampe ke plosok,” cerita Lalu putra Lombok, Mahasiswa yang rela menunda skripsinya demi aksi kemanusiaan.
“lelah, capek semuanya hilang pas ketemu para warga yang kena gempa karena mereka masih bisa senyum menyambut kami, yah kebayanglah duduk di mobil bak terbuka, harus lawan terik matahari, tapi ya gak sebanding sih sama penderitaan korban yang rumahnya roboh kena gempa,” tutupnya. (jm/arya)