SAMARINDA – Makin mendekati pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung, dinamika di internal ormas Islam terbesar ini makin menghangat. Menyikapi situasi ini, PWNU Kalimantan Timur menyerukan seluruh muktamirin dapat menjaga suasana agar tetap sejuk dan khidmat.
“Jangan ada diksi atau narasi yang keras. Jangan sampai muncul seolah-olah ini bukan forumnya para ulama,” kata Wakil Ketua PWNU Kaltim H Syafaruddin saat pertemuan PW dan PCNU Se-Kalimantan Timur di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda, Rabu, 2 November 2021.
Pertemuan PW dan PCNU Se-Kalimantan Timur digelar memanfaatkan momentum usai bertatap muka dengan Wapres RI KH Ma’ruf Amin. Wapres sendiri hadir dalam rangka Dies Natalis sekaligus peresmian Kampus II Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim.
Seruan H Syafaruddin ini muncul menyusul berbagai kabar yang beredar seputar massifnya gerakan suksesi kandidat yang mulai lepas kontrol. Cara-cara mempengaruhi preferensi politik dengan bentuk pressure dan tekanan-tekanan, menurutnya tidak patut di Nahdlatul Ulama.
“Apalagi sampai pada tindakan-tindakan yang tidak ada contohnya di NU. Muktamar harus jadi forum yang sejuk dan nyaman buat semua,” paparnya.
Pada bagian lain, ia juga menyinggung soal isu pembatasan periode yang menurutnya tidak relevan. Disamping tidak ada aturan baku, beberapa kali sejarah kepemimpinan di PBNU lebih dari tiga periode juga tidak ada masalah.
“Yang kita lihat ashlahnya. Ini intensitas kaderisasinya luar biasa. Mulai kaderisasi struktural, kaderisasi ulama, PKPNU, dan lain-lain. Puncaknya hari ini kita menikmati dimana Wapres kita dari NU,” tandas Syafaruddin.
Senada, Rais Syuriyah PCNU Kutai Timur Habib Muhammad Baqir berharap NU ke depan tetap menjadi organisasi perekat umat. Dengan kepemimpinan yang matang dan kuat ia optimis Muktamar akan membawa NU menjadi organisasi yang makin membawa maslahah dan disegani umat. (riz)