SURABAYA, Buletinnusantara – Pendidikan di kawasan perbatasan menjadi pilar kedaulatan negeri ini. Akses teknologi dan infrastruktur digital sangat penting agar tercipta koneksi antar warga untuk penguatan pendidikan, peluang ekonomi, serta penguatan nasionalisme di kawasan perbatasan dan pedalaman negeri ini.
Hal ini, disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, pada pembukaan workshop ‘Guru Garis Depan’ di JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Selasa malam (14/11/2017).
Dalam workshop ‘Peningkatan Kompetensi TIK Guru Sekolah Garis Depan’ yang diselenggarakan Pustekkom Kemdikbud, Prof. Muhadjir Effendy menegaskan pentingnya akses teknologi dan keahlian guru dalam pengembangan TIK di sekolah-sekolah perbatasan. “Guru-guru di sekolah garis depan merupakan patriot bangsa, mereka berjuang dan bekerja keras, dengan segala keterbatasan alat serta infrastruktur, untuk mencerdaskan anak bangsa. Ini penting, pada zaman ini, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kita di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal” ungkap Muhajir.
Dalam sambutannya, Muhadjir menegaskan betapa para guru menjadi tulang punggung penguatan nasionalisme dan transformasi pembelajaran di kawasan perbatasan. “Kawasan perbatasan ini penting, harus dikelola dengan percepatan infrastruktur teknologi. Para gurus garis depan merupakan pahlawan masa kini, yang menanamkan nasionalisme dan nilai-nilai keindonesiaan bagi generasi masa kini dan mendatang,” terang mantan Rektor Universitas Muhamadiyah Malang ini.
Menkominfo, Rudiantara, menjelaskan pentingnya akses teknologi dan infrastruktur untuk pendidikan. “Kementrian Komunikasi dan Informatika memprioritaskan program pengembangan infrastruktur. Ini sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo tentang penguatan infrastruktur teknologi digital dan komunikasi. Program USO untuk akses internet di kawasan perbatasan serta pedalaman dan infrastruktur Palapa Ring yang dibangun dari Aceh sampai Papua, sejak 2013, merupakan bukti keseriusan pemerintah. Ke depan, pemerintah akan mengupayakan satelit untuk infrastruktur digital negeri ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Rudiantara mendorong para guru garis depan untuk tetap semangat dalam mengajar dan menginspirasi siswa-siswi di sekolah. “Keterbatasan infrastruktur jangan menjadi penurun semangat, harusnya jadi penyemangat untuk terus belajar dengan kreatifitas dan inovasi dengan unsur-unsur yang ada di masyarakat, yang ada di lingkungan. Guru yang cerdas dan kreatif, pasti memiliki cara-cara inovatif untuk pembelajaran, dengan atau tanpa teknologi,” jelas Rudiantara.
Sekjen Kemdikbud, Didik Suhardi, PhD mengungkapkan program pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidik di sekolah kawasan garis depan. “Program USO, kerjasama antara Kemkominfo dan Kemdikbdud sangat membantu sekolah-sekolah di kawasan perbatasan dan terdalam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui teknologi. Lebih dari 700 sekolah telah mendapat fasilitas infrastruktur teknologi internet, yang memungkinkan siswa dan masyarakat menjadikan teknologi digital sebagai akses pengetahuan,” ungkap Didik.
Pustekkom Kemdikbud menyelenggarakan workshop di beberapa kota, untuk peningkatan kompetensi guru garis depan dan evaluasi program akses teknologi di sekolah-sekolah kawasan perbatasan. Workshop kali ini, berlangsung pada Selasa-Jumat (14-17/11/2017) diikuti 90 pendidik dari sekolah-sekolah yang tersebar dari Aceh hingga Papua.