Jakarta, Buletinnusantara – Pandemi COVID-19 yang sedang melanda Indonesia membuat Kwartir Nasional organisasi yang mengelola Gerakan Pramuka Nasional turut menurunkan anggotanya untuk terlibat dalam penanganan COVID-19.
Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Dedi Wibowo menjelaskan bahwa Kwarnas Pramuka menurunkan 2.000 anggota Pramuka dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Peduli COVID-19.
“Ada satgas pramuka peduli covid sebanyak 2.000 orang se-Indonesia, dari Sabang sampai Marauke, ” ujar Dedi di Media Center Gugus Tugas, Graha BNPB, Sabtu (20/6).
Satgas tersebut bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam penanganan COVID-19. Selain itu, juga untuk sosialisasi protokol kesehatan, menyemprotkan disinfektan pada fasilitas umum dan memberikan donasi kepada masyarakat.
“Kami mendukung pemerintah dalam penanganan COVID-19 dan telah berkolaborasi dengan BNPB dan BPBD di daerah dalam melakukan kegiatan, selain itu kami ikut mensosialisaikan adaptasi kebiasaan baru dan juga memberikan alat pelindung diri serta masker,’ ungkap Dedi.
Dedi menjelaskan, dengan adanya pandemi COVID-19, banyak kegiatan berskala nasional yang ditunda.
“Beberapa kegiatan perkemahan skala nasional antara lain perkemahan Bela Negara, Wirakarya, Bakti Saka Bhayangkara dan Antar Satuan Pramuka kami tunda, itu merupakan kegiatan yang penting bagi kami tapi kami tunda hingga situasi membaik,” jelas Kak Dedi sapaan akrabnya.
Dedi mengimbau, Pramuka bisa menjadi agen perubahan tidak hanya untuk melakukan protokol kesehatan pada diri mereka sendiri, namun untuk keluarga mereka hingga lingkungan yang lebih luas lagi.
“Anggota Pramuka diharapkan dapat mensosialisasikan kepada orang tuanya, adik kakak dan secara berjenjang akan berlanjut pada komunitas yang lebih besar,” ucap Dedi.
Dedi mengingatkan, anggota Pramuka harus melakukan tiga hal, yaitu disiplin terkait protokol kesehatan, hidup bersih dan menjaga keselamatan diri sendiri.
‘Tiga hal yang harus dilakukan anggota Pramuka, disiplin terkait protokol kesehatan, hidup bersih dan menjaga keselamatan diri sendiri. Ketika kita akan membantu orang lain, tentunya kita harus menyelamatkan diri sendiri dengan memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar, ” tutup Dedi. (aris.pj)*