Buletinnusantara – Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) akan diselenggarakan di Jakarta, pada 25-26 September 2021. Salah satu agenda utama dalam forum itu adalah membahas dan menetapkan waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Provinsi Lampung yang tertunda sejak 2020.

Pengurus Wilayah Nahdalatul Ulama (PWNU) Kalimantan Utara mengusulkan pelaksanaan Muktamar diundur hingga 2022, paling cepat bulan Maret atau berdasarkan rekomendasi Satgas Covid-19 Pemerintah.

“Pandemi Covid-19 nyata dan belum sepenuhnya terkendali. Berbagai varian dari virus SARS-CoV-2 masih terus bermutasi. Menurut epidemolog, meski situasi saat ini melandai, ada kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan pola kurva tiga-lima bulanan, lonjakan kasus diperkirakan terjadi pada akhir 2021. Karena itu, usulan pelaksanaan Muktamar ke-34 di akhir tahun 2021 terlalu berisiko,” kata Ketua Tanfidziyah PWNU Kalimantan Utara, H Undunsyah kepada media, Rabu (22/9).

Pertimbangan kesehatan dan keselamatan muktamirin serta potensi klaster penularan harus menjadi kaidah tertinggi dalam memutuskan waktu pelaksanaan Muktamar.

“NU harus menjadi teladan dalam berbagai ikhtiar memotong rantai penularan. Karena muktamar identik dengan rapat akbar dan forum silaturahim nasional, mustahil menghalau konsentrasi massa dalam jumlah besar. Ini berisiko bagi keselamatan Muktamirin, terutama kiai-kiai sepuh. Sejauh ini, pandemi telah merenggut nyawa ratusan kiai, termasuk para pengasuh pesantren. Karena itu, kluster Muktamar harus dicegah seoptimal mungkin dengan menunda pelaksanaannya hingga situasi relatif aman,” ujarnya

Penundaan Muktamar ini penting dilakukan hinnga vaksinasi mencapai 70 persen dari total populasi, sedangkan saat ini vaksin dosis ke dua baru mencapai 21 persen.

“Penundaan Muktamar perlu dilakukan sembari menunggu terbentuknya herd immunity melalui vaksinasi. Kekebalan komunitas terbentuk setelah vaksinasi mencapai 70 persen terhadap total populasi. Saat ini, vaksinasi dosis kedua baru mencapai 21 persen dari target sasaran 208 juta penduduk. Kekebalan komunitas diperkirakan baru akan terbentuk pada akhir 2021. Vaksinasi yang masih terus digenjot pemerintah tidak boleh membuat masyarakat lengah dan menganggap pandemi telah berlalu. Sebab, di negara yang vaksinasinya mencapai 50 persen pun masih terjadi lonjakan tinggi kasus Covid-19,” tutup H Undunsyah