BALI, BuletinNusantara – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menilai peluang memajukan Energi Baru Terbarukan (EBT) masih terbuka lebar. Dalam International Renewable Energy Agency (IRENA) yang berlangsung di Abu Dhabi awal tahun 2017 lalu, disebutkan dalam 10 tahun terakhir investasi pengembangan EBT telah naik pesat.

“Potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi air, dan energi angin masih sangat besar. Data terakhir di 2015 tercatat investasi EBT sebesar USD 305 miliar, naik dari 2014 sebesar USD 270 miliar, dan 2013 sebesar USD 231 miliar,” ujar Bamsoet dalam acara World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) di Bali, Rabu (12/09/18).

WPFSD yang diselenggarakan pada 12-13 September 2018, diikuti sekitar 45 negara. Antara lain Argentina, Bahrain, Bolivia, Iran, Iraq, Jordan, Palestina, Peru, Serbia, Uni Emirat Arab, Venezuela, Kribati, Solomon Island, Tonga, Armenia, Botswana, Egypt, Ghana, Madagaskar, Micronesia, Mongolia, Moroco, Serbia, Timor Leste serta Turki. Pertemuan WPFSD ini membahas topik ‘Menuju Energi Berkelanjutan untuk Semua’.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini memandang masa depan energi dunia bukanlah energi fosil, melainkan EBT. Ketergantungan terhadap energi fosil sejauh ini telah mengantarkan pada eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, pencemaran lingkungan, serta berujung pada kenaikan emisi gas rumah kaca.

“Melalui WPFSD, parlemen dunia akan menggalang kerja sama dalam mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil melalui berbagai penelitian, pertukaran teknologi, implementasi kebijakan dalam negeri, serta peningkatan investasi yang mendorong pemanfaatan EBT. Sehingga, dapat menjamin penyediaan energi dengan harga yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan,” terang Bamsoet.

Ketua Badan Bela Negara FKPPI ini ingin pemanfaatan EBT pada sektor industri, yang merupakan salah satu pengguna energi terbesar, bisa terus dikembangkan. Penggunaan energi alternatif non-fosil merupakan salah satu komponen penting dalam mengembangkan industri ramah lingkungan yang notabene merupakan industri masa depan.

“Perubahan pola pikir ini dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan. Seperti yang kita pahami bersama bahwa pendidikan merupakan ‘jantung’ dari pembangunan yang berkelanjutan,” kata Bamsoet.

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menjelaskan, forum WPFSD ke-2 juga akan membahas peran perempuan dalam penciptaan EBT. Sehingga, dapat lebih dipahami mengapa perspektif gender relevan untuk diterapkan dalam sektor energi.

“Saya harap juga akan lahir sebuah kesepakatan yang bisa menjadi landasan agar forum ini dapat berlangsung setiap tahun. Negara manapun bisa mengajukan diri menjadi tuan rumah. Dengan demikian dapat memfasilitasi insan parlemen untuk dapat saling bertukar pandangan, pengalaman dan berdialog dalam kerangka pencapaian target-target pembangunan berkelanjutan,” pungkas Bamsoet.

Nadi Sanjaya (arya)‍