Jakarta – Kementerian Agama menggelar peringatan Isra Mikraj Tingkat Kenegaraan Tahun 1443H/2022 M dengan mengusung tema Teguhkam Semangat Beragama dan Berbangsa.
Helat agung umat muslim ini dihadiri secara daring oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, piminan lembaga tinggi negara, pimpinan ormas Islam dan duta besar negara sahabat.
Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad 1443H Tingkat Kenegaraan di isi dengan tausiyah yang disampaikan Buya Dr. Arrazy Hasyim (Pengasuh Ribath Nouraniyyah Hasyimiyyah).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hadir secara luring dari Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama bersama Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, para Pejabat Eselon I dan II, serta Staf Khusus dan Staf Ahli Menag.
Dalam sambutannya di hadapan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan peringatan Isra Mi’raj ini merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia dengan meneladani dan menjabarkan nilai-nilai agama dalam bingkai kebangsaan.
“Isra Mikraj adalah bagian penting dalam sejarah kebudayaan Islam. Peristiwa agung ini merupakan awal disyariatkannya ibadah sholat lima waktu, dimana Nabi SAW menegaskan bahwa sholat adalah tiang agama,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas, Senin (28/2/2022) malam.
Peringatan Isra Mikraj, lanjut Menag, dapat dimaknai sebagai cara memperingati syariat agung salat yang mengajarkan nilai-nilai spiritualisme dan humanisme sehingga menjadi dasar bagi terwujudnya Islam rahmatan lil’alamin.
“Kita baru saja menyimak paparan holistik dari Buya Arrazy Hasyim tentang makna Isra Mikraj dengan tema: ‘Isra Mikraj Teguhkan Semangat Beragama dan Berbangsa’, “ujar Menag.
“Apa yang dijelaskan tadi telah menginspirasi kita sebagai bangsa besar agar tetap rukun dan harmoni dalam keberagaman. Indonesia dikaruniai tidak hanya kekayaan alam, namun juga kekayaan budi pekerti, sehingga menjadikan bangsa Indonesia sebagai salah satu magnet dunia dalam mengelola secara apik terhadap posisi negara dan agama, ” sambung Menag.
Disampaikan Menag hasil perjalanan Isra Mikraj Rasulullah SAW berupa salat memiliki kandungan makna bahwa nilai-nilai ketuhanan harus diseimbangkan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Keduanya menyatu dan terekam baik dalam sikap dan perilaku masyarakat Indonesia, sehingga menjadi perekat bangsa di tengah kompleksitas perbedaan yang tak semua bangsa mampu melewatinya dengan baik.
Menag pun menambahkan peringatan Isra Mikraj Tingkat Kenegaraan tahun ini tentu memberi arti besar bagi bangsa Indonesia.
“Spirit Isra Mikraj tak sebatas catatan sejarah, namun bisa kita jadikan sebagai renungan dan motivasi diri untuk terus tumbuh dengan meningkatnya kohesi sosial. Mari kita menjadi bagian bangsa Indonesia yang concern mencari titik temu daripada melebarkan perbedaan, ” ujar Menag.
“Berbeda itu niscaya, namun tak berarti harus saling menjatuhkan. Sebuah bangunan yang indah lahir dari berbagai peran para pekerja yang berbeda-beda, namun semuanya berjalan dalam satu spirit, yaitu menjadikan bangunan nampak indah dan kokoh. Begitulah perumpamaan untuk dapat kita renungkan bersama, ” tandas Menag.