PONTIANAK – Belasan PCNU Se-Kalimantan Barat menyatakan dukungan sikapnya kepada KH Said Aqil Siroj, Selasa (9/11). Pertimbangan terbesar yang disampaikan, mayoritas mereka mengaku masih terikat hubungan batin dengan Ketum PBNU dua periode tersebut.

“Secara umum beliau memiliki kedalaman keilmuan dan keberanian. Tetapi yang lebih penting saya kira, ini kalau saya secara personal ya, saya merasa punya hubungan batin dengan beliau,” kata Ketua PCNU Singkawang Ustadz Edy Purwanto disela silaturrahim informal dengan KH Said Aqil Siroj memanfaatkan momentum Pelantikan PCNU Kota Pontianak, di Hotel Mercure, Selasa malam (9/11).

Senada, Ketua PCNU Kota Pontianak H. Ahmad Faruki mengatakan, dari dua nama calon Ketum PBNU yang muncul ke permukaan, pastinya merupakan kader NU yang terbaik. Namun KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum definitif dinilai masih lebih familier.

“Yang kami catat dari beliau ini, kalau dipuji tidak terbang, dicaci pun tidak tumbang. Indonesia masih butuh karakter yang seperti ini. Jujur kalau Kiai Yahya kami belum begitu kenal. Yang kami tahu beliau Katib ‘Aam itu saja,” paparnya.

Yang tak kalah menarik adalah sikap terbuka yang disampaikan PCNU Sintang. Ditengah penuturan beberapa PCNU lain yang merasa kurang nyaman lantaran bertubi-tubi mendapatkan tekanan, Ketua PCNU Sintang justru mengaku siap mundur dari posisinya sebagai pejabat Kementerian Agama jika itu yang harus dibayar sebagai resiko politik atas dukungan sikapnya kepada KH Said Aqil Siroj.

“Meskipun saya seorang Kemenag saya berani beda. PCNU Sintang sejak awal Insya Allah komitmen ke beliau. Saya pernah menyatakan siap mundur dari ASN untuk sebuah urusan, apalagi urusan ini,” tandasnya.

Tak jauh berbeda, kesamaan sikap juga ditunjukkan PCNU Ketapang. Sejak dilantik sebagai Ketua PCNU, H Satuki Huddin mengaku sudah terikat seperti hubungan santri dan guru dengan para pengurus NU di atasnya. Tak terkecuali dengan PBNU.

“Terlebih ini kepentingan maslahahnya sudah jelas ya. Kami sebagai santri sami’na wa atha’na,” tuturnya. (riz)