Bekasi, Buletinnusantara.com – Guna medukung perekonomian bangsa Nahdlatul Ulama (NU) tetap berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, upaya itu turut diwujudkan NU dengan membentuk Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN). Demikian juga halnya Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pengusaha Nahdliyin menyambut baik akan hal itu, hal itu pun diwujudkan dengan menggelar acara yang bertajuk ‘Silaturahmi Dewan Cabang Himpunan Pengusaha Nahdliyin Kota Bekasi Masa Bakti 2016/2018, bertempat di Aula Serbaguna RW20 Perumahan Margahayu Jaya, Kelurahan Bekasi Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur.

Ketua Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kota Bekasi Agus Suyanto, mengatakan saat ini Nahdlatul Ulama (NU) harus lebih optimal memajukan dunia kewirausahaan. Pengusaha-pengusaha dari kalangan NU harus terus berhimpun, bergotong royong dan bergiat memajukan sektor usaha.

“HPN ini kita jadikan sebagai wadah silaturahmi untuk mengembangkan bisnis warga Nahdliyin, disini juga akan kita bina serta bentuk para pengusaha untuk perluasan bisnis,” kata Agus saat berbincang dengan Suara Bekasi Online.

Dibentuknya HPN, serta merta bukan hanya sebagai eksistensi belaka, melainkan adanya keprihatinan prosentase pengusaha di Indonesia ini masih sangat minim. Sehingga HPN mengambil peran, bagaimana untuk mengembangkan peran yang sudah ada serta memperluas jariangan kedepan.

“Tingkat prosentase pengusaha di Indonesia ini dengan adanya HPN akan tumbuh lebih tinggi dari saat ini, paling tidak bisa mencapai 2 persen lebih,” jelasnya.

Dikatakannya, NU sebagai organisasi besar di Indonesia, turut menjadi keprihatinan karena tidak memiliki sumber dana untuk membiayai organisasi yang mandiri. Hingga saat ini, Agus menilai masih sebatas spontanitas.

“Ketika ada event dan kegiatan baru kita cari dana, dan itu juga tidak mudah karena di Kota Bekasi pun kita tidak mendapatkan bantuan anggaran dari APBD, sehingga kita sebagai pengusaha ini bagaimana menciptakan mesin-mesin uang ini, untuk kontribusi pengembangan dakwah di NU, jadi tida sebatas hanya untuk pengusaha sendiri,” ungkap dia.

Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN)

Banyaknya fahan yang bersinggungan dengan NKRI dan keinginan untuk membangun negara Islam. Tapi NU sendiri tidak mempunyai keinginan tersebut, karena NKRI itu sendiri harga mati.

“Semua itu akan kita perjuangkan, dan itu akan bisa kalau NU-nya sendiri sudah makmur, tingkat kesejahteraanya tinggi selama NU-nya masih menjadi obyek itu sulit, kita harus mampu dan mandiri baik secara politik, ekonomi dan lainnya,” ucapnya.

HPN juga akan melakukan pembinaan-pembinaan baik secara spritual dan pandangan berdangan secara syar’i. “Kalau selama ini masih subhat atau tidak jelas, baik yang haq dan bathil kita harus mampu menjelaskan serta mampu membuat garis pemisah, jangan sampai ada pemikiran cari yang haram saja susah, apalagi yang halal,” terang dia.

Dijelaskannya, dalam waktu dekat ini HPN sendiri akan membuka ‘Micromart’ untuk membuka jaringan-jaringan distribusi atau minimart-minimart.

“Jadi minimart ini nanti akan mensuplai tujuan pedagang-pedagang kecil kita, sampai saat ini kita sedang bernegoisasi dengan para pengusaha dan produsen yang bisa mensuplai barang ke Micrimart kita,” bebernya.

Sementara Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota BekasiAhmad Yudistira keberadaan pengusaha dari kalangan Nahdliyin atau NU di Kota Bekasi bisa mengurangi jumlah angka pengangguran terbuka dan memberikan kontribusi dalam perluasan tenaga kerja di Kota Bekasi. “Peran pengusaha NU untuk membantu pemerintah dalam dunia usaha menggerakan ekonomi nasional dan perluasan tenaga kerja akan mampu menekan angka pengaguran terbuka,” .

Pihaknya juga menyambut baik pembentukan Himpunan Pengusaha Nahdliyin Kota Bekasi, karema hal tersebut menjadi momentum penting dalam dunia kerja. “Ini jadi momentum penting bagi dunia usaha, setelah puluhan tahun lalu keberadaan pengusaha dari kalangan NU sempat besar dan diharapkan saat ini menjadi lebih baik lagi,” (Erwin)