Permainan Meriam Bambu atau Bebeledugan ramaikan malam takbiran di Kampung Padangenyang, Cijeruk, Bogor, Selasa (05/07/2016)

Jakarta, Buletinnusantara – Permainan Meriam Bambu atau lebih dikenal dengan sebutan Bebeledugan turut meramaikan suasana malam takbiran di Kampung Padangenyang, Cijeruk, Bogor, Selasa (05/07/2016)

Meriam bambu atau Bebeledugan ini terbuat dari bambu Betung berdiameter rata-rata 10cm dengan bahan mercon karbit dan air, permainan yang sudah menjadi tradisi dan kebiasaan warga kampung padangenyang, untuk menghabiskan waktu malam takbiran setiap tahunnya dengan perang suara mercon yang keluar dari bebeledugan (meriam bambu) dari kedua kelompok.

Menurut Arifin biasa disapa Efin Tokoh Pemuda yang disegani dikalangannya mengatakan, “untuk membuat bebeledugan awalnya kami mengumpulkan beberapa bambu betung yang kemudian dipotong kurang lebih satu meteran atau tiga ruas bambu, lalu kami lubangi pangkal bambu tersebut dengan mengebornya dan diberi sedikit air juga karbit, kemudian kami sulut pangkal bambu dengan api, dijamin suaranya bisa membuat tanah bergetar”, kata Epin kepada www.buletinnusantara.com

“Tiap malam takbiran permainan meriam bambu memang rutin kami lakukan karena sudah turun temurun sejak jaman nenek moyang kami, dalam permainan ini kami bentuk menjadi dua kelompok, kelompok atas (posisi diatas bukit) dan kelompok bawah (dibawah bukit), nah dari masing-masing kelompok saling unjuk kebolehan adu suara dari meriam bambunya”, Jelasnya

Efin menambahkan, “permainan meriam bambu atau bebeledugan kini sudah mulai jarang dimainkan, apalagi dibeberapa daerah asal sunda, makanya tetap kami pertahankan permainan meriam bambu di kampung ini, sebagi wujud andil dalam melestarikan permainan tradisional asli melayu’, ujarnya

Sedang menurut Andi uyut pemuda asli asal jakarta yang turut menyaksikan permainan meriam bambu mengatakan, “saya sangat senang mas dengan permainan ini, permainan ini juga bukan saya aja yang menikmati tapi dari kalangan anak-anak juga terhibur, semoga aja permainan ini bisa menularkan di tempat kelahiran saya”, pungkasnya.

Koresponden: Jamal