Akhirnya Mendikbud Nadiem Makarim minta maaf kepada NU, Muhammadiyah dan PGRI berkaitan kecerobohannya dalam penetapan organisasi penerima POP (Program Organisasi Penggerak). Tiga organisasi tersebut menyatakan mundur dari POP karena menilai program tidak jelas, baik kriteria organisasi programnya.

Dimintai tanggapan atas permintaan maaf Nadiem itu Ketua LP Ma’arif NU, Z. Arifin Junaidi menyatakan penghargaannya kepada Nadiem.

“Permintaan maaf dari pejabat tinggi di negara kita merupakan peristiwa langka,” kata Arifin. Itu merupakan sikap kesatria yang sangat baik yang patut ditiru.

Ketua LP Maarif NU, Arifin Junaidi menyatakan Nadiem telah menunjukkan sikap kesatria yang langka dimiliki pejabat tinggi negara di masa sekarang.

“Saya menghargai sifat kesatria dari Mas Nadiem, jarang pejabat tinggi kita yang mau mengakui kesalahan dan minta maaf begitu,” kata Arifin, Selasa (28/7/2020).

Meski begitu, permintaan maaf Nadiem tak lantas membuat LP Maarif NU mau kembali bergabung dengan Program Organisasi Penggerak.

Arifin menyebut pihaknya masih akan melihat perbaikan yang dilakukan Nadiem terhadap POP, karena memurutnya POP merupakan program yang baik secara ide namun belum matang untuk dieksekusi.

“Tidak ada gunanya permintaan maaf itu kalau tidak diikuti tindakan untuk perbaikan, masukan sudah banyak termasuk dari LP Maarif NU dimintai masukan, ya sudah itu saja direalisasikan,” tegasnya.

Arifin juga menegaskan yang dipersoalkan oleh NU, Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) saat mundur dari POP bukan hanya soal keterlibatan dua perusahaan besar Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation saja.