Jakarta, buletinnusantara – Idul Adha 1441H berada dalam suasana berbeda dari biasanya, seiring pandemi Covid-19. Pandemi ini juga berdampak pada sektor ekonomi masyarakat.
Sehubungan itu, Menag Fachrul Razi berharap daging kurban bisa dibagikan lebih banyak ke fakir miskin. Menurutnya, daging kurban sebagian boleh dimakan oleh orang yang berkurban, termasuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga.
“Di situasi sekarang, dianjurkan sebanyak mungkin dibagikan kepada fakir miskin,” terang Menag dalam webinar Ngobrol Seru tentang Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Pendidikan Islam”, Kamis (23/07).
Ikut bergabung juga sebagai narasumber, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Amany Lubis, dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Abdul Halim Mahfudz (Gus Kikin). Sebagai moderator, Editor InCheaf IDN Times, Uni Lubis.
Menag mengimbau masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk berkurban. Menurutnya, saat ini banyak yang membutuhkan.
Terkait potensi kerumunan saat pemotongan hewan kurban, Menag menegaskan bahwa pihaknya telah menerbitkan surat edaran (SE). Dalam SE tersebut, dijelaskan bahwa pemotongan hewan kurban harus memenuhi protokol kesehatan. Aturannya antara lain, harus menggunakan peralatan sendiri, menjaga jarak, dilakukan di tempat terbuka, dan memakai masker.
“Pembagian kurban sebaiknya diantar ke rumah masing-masing, untuk menghindari kerumunan. Memang kerja akan lebih banyak sedikit, tapi lebih aman dan pahalanya juga lebih,” jelas Menag.
Menutup obrolannya, Menag berpesan tentang pentingnya kepedulian di tengah pandemi. Menag lalu mengutip pesan Nabi, bahwa bukan umatku, orang yang tidur dengan tenang padahal ada tetangganya yang kelaparan.