Jakarta, Buletinnusantara – Desa itu airnya begitu jernih, lahanya begitu subur, jalan-jalannya begitu bagus, dan alamnya begitu menawan memanjakan mata, begitupun dengan udaranya terasa segar nafaspun seolah tidak mau berhenti mengisap udaranya. Hanya, mental berdesasnya yang nampak telah begeser.

Kesendiran di desa itu, tiba-tiba disambangi kang Ijal anak muda gagah asli Desa Menawan, di balik ke gagahnya, Ijal bertutur dengan menampakan wajahnya yang begitu pesimis, dia berlirih ke Pada Robby anak Desa yang kini merantau di Kota, Massa Depan masyarakat Desa kini sudah tidak lagi menjanjikan, petani sedang kesulitan mencari pekerja (buruh tani), pupuk terus naik dan harga gabahpun tidak menentu, pengasilan masyarakat Desa dari hasil ladang pun sudah tidak bisa lagi menjanjikan. ( buah-buahan banyak hasil ekspor), hasil tangkapan ikan tradisional hanya lelahnya yg di dapat tergerus oleh nelayan sugih.” Itu yg kurasakan dan kualami selama ini,” seru Ijal sembari menarik nafas panjang.
Ijal melanjutkan, begitupun kebanyakan orang desa spirit berdesanya kini sudah mulai pudar, Misal, dulu mau bangun rumah, jalan umum, membangun jembatan, ada yang sakit, membuat pangung buat peringatan hari besar dan kegiatan masyarakat lainya, disambut dengan kekompakan, dengan saling bantu membantu satu sama lain, kini itu sudah terkikis,” tidak hanya itu kegiatan agama pun kini sudah mulai sepi, semasih kanak-kanak mesjid selalu menjadi ruang menyenangkan, tidak sedikit termasuk saya jika malam datang masjid menjadi tempat kita merebahkan badan.” Saya sering di marahi, karena bangun kesiangan, ” tutur Robby disambut gelak tawa, menyelimuti ingatan dua pemuda Desa tersebut.

Pudarnya nila-nila berdesa tutur Robby mungkin bisa di sebabkan beberapa hal, misal; tontonan tv,maraknya game dan derasnya arus media sosial serta merabaknya arus moderen lainya yang secara tidak sadar merubah daya pikirnya dan egonya masyarakat Desa” Mungkin salah satu penyebabnya itu brow,” paparnya.

Ijal pun semakin penasaran atas pernyataan Robby, seraya dia melemparkan pertanyaan berarti jika begitu nila-nila berdesa akan hilang…?

Robby pun menjawab, iya kalau tidak ada kesadaraan membangun Desa, atas dasar itu dan mungkin atas pertimbangan lainya tutur Robby pemerintah telah menetapakan Undang-undang Desa yg baru, yaitu UU Desa No 6 tahun 2014, sebagai perwujudan pemerintah dalam menjaga tradisi berdesa, disitu tertera kewenangan lokal Desa, azasnya Rekognisi dan Subsideritas dan Visinya dari UU Desa No 6 Tahun 2014 adalah menciptakan Desa yg Mandiri,Maju,Demokrasi dan Sejahtera. Tidak hanya itu UU Desa juga mengamantkan pemerintah pusat untuk mengelontorkan dana kesetiap Desa satu Desa Targetnya dapat 1 milyar perdesa, akan ditrunkan secara bertahap, kini dana desa yg telah di gelontorkan ke 74 ribu Desa se Indonesia sekitar sebesar Rp 40 triliun.” Ya rata-rata perdesa dapat 600 jt hingga 900 jt, buhat pembangunan Desa,” ujarnya. Serya Robby mengatakan jika ingin mendalaminya silahkan baca buku-bukunya karya karya Mas Sutoro Eko.” Bagus tuh buat reperensi berdesa,”

Mendengar penjelasan itu, Ijal pun tercengang dan merasa terharu,Namun Ijal berharap pemerintah tidak hanya memikirkan bagimana membagun fasilitas Desa tapi yg paling pokok memberikan contoh dan bisa membangun mental masayarakat desa dalam berdesa.” Pembanguanan Desa secara fisik penting, tapi membangun mental berdesa menurut ku itu juga jauh lebih penting,” pungkasnya.

Oleh: Zaenal Mutaqin,