JAKARTA – Para Mursyid yang tergabung dalam Jam’iyah Thoriqoh al-Mu’tabaroh (JATMI) mendoakan Menko Polhukam Mahfud MD menjadi pemimpin Masadepan Indonesia. Hal itu tersirat dalam pembukaan Rapimnas JATMI di JIC (Jakarta Islamic Center) Jakarta Utara pada Kamis (2/2/2022) pagi.
Demikian juga saat Kiyai Yusuf al-mursyid berdoa usai acara agar Indonesia aman tentram dan diberikan pemimpin masadepan Indonesia yang baik.
Rapimnas digelar dari tanggal 3 – 4 dengan tema “Deradikalisasi dan penguatan Amaliah thoriqoh dalam menghadapi pandemi dan ancaman krisis ekonomi”.
Rencananya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan tokoh muda NU Gus Nuril akan hadir serta para undangan Jatmi dan jajaran pengurus DPP JATMI, DPW seluruh Indonesia secara online dan offline.
Kepada pers Ketua Umum Jatmi KH.Muhammad Tauhid Al- Mursyid siap mengaplikasikan kegiatan Jatmi dalam bentuk program keumatan dan sosial kemasyarakatan baik dalam bentuk pendidikan dan ekonomi. “Bahwa Jatmi melalui organisasi akan siap membantu pemerintah dalam rangka menguatkan bidang pendidikan, sosial dan program keumatan lainnya,” ujarnya
Dijelaskannya, bahwa Rapimnas ini dilakukan dalam rangka pemantapan menjelang pra muktamar Jatmi yang akan digelar pada pertengahan Tahun 2023 mendatang.
“Jadi acara ini dalam rangka pra muktamar Jatmi, pembentukan panitia, konsolidasi dan koordinasi antar semua pengurus,” ungkapnya.
Menurutnya, amalia thoriqoh memberikan perhatian aspek spiritual sebagai ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT menggapai rendahnya dan dalam waktu yang sama memberikan kekuatan dimensi spiritual untuk menciptakan suasana kebatinan masyarakat yang lebih tenang, harmoni dan toleran. “Hal ini menjadi bekal bagi masyarakat menghadapi pandemi dan radikalisme,” ungkapnya
Mahfud MD Buka Rapimnas
Menko Polhukam Mahfud MD secara resmi membuka Rapimnas Jatmi. Mahfud meminta kepada pengurus Jatmi untuk berperan aktif membina masyarakat secara luas. Peran itu katanya, bisa melalui jalur pendidikan, masjid, lembaga dan lingkungan masyarakat.
“Dalam rangka deradikalisasi sebagai tindakan preventif,” ujarnya
Menurutnya, negara Indonesia merupakan negara inklusif, bukan negara Islam tapi negara yang sifatnya islami. Bahwa kaum muslimin di Indonesia sudah mengalmi kemajuan luar biasa. “Untuk itu, tinggal bagaimana peran Jatmi untuk mengisi etalase-etalase yang sudah ada untuk mengembangkan,” ungkapnya.
Mahfud MD berpesan agar pengurus Jatmi jika ingin melakukan deradikalisasi atau membongkar paham-paham radikal agar betul-betul paham soal cara deradikalisasi. “Tidak cukup hanya dengan toleransi saja akan tetapi lebih kepada gerakan kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama,” pungkasnya. (Jun)