Madrasah Amil NU Care-LAZISNU Bali digelar di Gedung PWNU Bali, Denpasar, Sabtu (12/10/2019).

BuletinNusantara.com, Denpasar – Kegiatan Madrasah Amil NU Care-LAZISNU tiba di Pulau Bali, usai kegiatan yang sama digelar di Kabupaten Banyumas dan Jepara pekan lalu. Madrasah Amil yang dilaksanakan NU Care-LAZISNU Bali diikuti 50 peserta, perwakilan delapan dari sembilan PCNU yang ada di Provinsi Bali.

“Teman-teman yang hadir ada dari Buleleng, Jembrana, yang perjalanannya (menempuh jarak) kurang lebih 150 km, (hadir) karena kecintaan kepada organisasi dan keingintahuan tentang sistem pengelolaan,” ungkap Ketua PWNU Bali, KH Abdul Azis, pada pembukaan Madrasah Amil yang digelar di Gedung PWNU Bali, Denpasar, Sabtu (12/10).

Dirinya menyampaikan bahwa, sistem pengelolaan dana harus dilakukan secara profesional, sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat.

“Pengelolaan (dana) tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Tapi harus profesional. Sebagai (bentuk) pertanggungjawaban kepada umat, sehingga organisasi bisa berjalan dengan baik,” paparnya.

NU Care-LAZISNU, lanjut Kiai Azis, diharapkan menjadi tumpuan dan memperkuat peran bagi kesejahteraan warga NU.

“Harapan ke depan, LAZISNU memang harus menjadi tumpuan kita bersama, untuk kesejahteraan nahdliyin. Walaupun warga NU itu banyak, tapi paling tidak LAZISNU ikut serta mengambil bagian,” harapnya.

NU Care-LAZISNU Bali sendiri didirikan pascabencana erupsi Gunung Agung pada tahun 2017.

“Atas dasar kemanusiaan, bersama PWNU, tanpa pikir panjang, dibentuklah waktu itu Satgas Bencana Peduli Gunung Agung. Hadir waktu itu LAZISNU Pusat menyalurkan bantuan. Setelah koordinasi dengan LAZISNU Pusat, empat bulan setelah bencana berdirilah LAZISNU di Bali. Sejarahnya seperti itu,” ucap Ketua NU Care-LAZISNU Bali, Ekky Rezal.

Ekky menjelaskan, setelah berdiri dan mendapatkan SK serta Izin Operasional, NU Care-LAZISNU kemudian menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk program.

“Kita juga menjalin kerja sama dengan perusahaan dan asosiasi. Dan saat kejadian gempa di Lombok, LAZISNU Bali ikut bantu teman-teman di Lombok. Kita mengirimkan bantuan darurat dan ikut membangun masjid,” jelasnya.

Selain itu, ada juga program atau bantuan yang sifatnya insidental seperti ketika terjadi kecelakaan. Untuk program pendidikan, lanjut Ekky, NU Care-LAZISNU Bali membantu pembangunan Madrasah di bawah naungan LP Ma’arif NU di Tabanan, Bali.

“Terakhir, kemarin bersama mitra, GAPKI (Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) membanngun mushola di Pontianak dan diresmikan Gubernur Kalbar. Program selanjutnya, di pertengahan Desember kita akan realisasikan program beasiswa,” pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan PP NU Care-LAZISNU dalam sambutannya menyampaikan bahwa potensi dana Ziswaf (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) di Bali menurut data Baznas sebesar Rp120 miliar, dan yang dihimpun baru senilai Rp3,5 miliar.

“Jadi masih ada Rp116,5 miliar yang belum digarap. Potensi itu akan berhenti di potensi jika tidak kita garap. Dan mudah-mudahan kita semua bisa memanfaatkan momen Madrasah Amil untuk menangkap potensi itu; mudah-mudahan kegiatan yang disupport mitra, Alfamidi ini membawa manfaat kepada NU, Indonesia dan mendapat ridho dari Allah Swt,” ucap Abdur Rouf selaku Sekretaris PP NU Care-LAZISNU. (Wahyu Noerhadi)