Kota Bau-Bau, buletinnusantara – Disela acara kaderisasi Pemuda Pelopor Masjid di Pulau Buton, rombongan LTM PBNU menyempatkan berkunjung ke kesultanan Buton.

“Kerajaan Buton memiliki banyak peninggalan sejarah, seperti Masjid Kraton Buton, Benteng terluas di Dunia yang sampai sekarang bentuknya masih utuh, Batu Popaua, dan lain-lain. Peninggalan-peninggalan ini menjadi  bukti bahwa Buton secara teritorial memiliki wilayah kekuasaan sebelum Nusantara menjadi Negara Indonesia,” tutur La Ode Diki Hermanto, salah seorang keluarga keraton.

“Sebelum Kerajaan Buton menjadi Kesultanan, pada awalnya di pimpin oleh seorang Ratu yang bernama Ratu Wakaaka, yang secara berturut-turut Kerajaan Buton dipimpin oleh lima orang raja sampai tahun 1451, dan di raja yang ke-enam dari Kerajaan Buton berubah menjadi Kesultanan Buton karena pengaruh ajaran Islam. Yang menjadi Sultan pertama yaitu Sultan Murhum Kaimuddin. Pada masa kepemimpinan beliau inilah agama Islam dicetuskan sebagai Agama Resmi dan kemudian dianut oleh seluruh rakyat Buton saat itu,” tambahnya.

Dalam kunjunganya ke keraton, rombongan LTM PBNU menyempatkan diri berziaroh ke makam Sultan Murhum dan ke makam raja-raja Buton.

Kegiatan kaderisasi Pemuda Pelopor Masjid ini terselenggara atas kerjasama Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bekerja sama dengan Kementrian Pemuda dan Olah Raga RI di lima kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara yaitu Buton, Bau Bau, Kendari, Konawe, dan Wakatobi. (Nizar Idris)