Organisasi Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama melalui LP Ma’arif NU meminta Kemendikbud untuk menunda pelaksanaan POP pada tahun depan. Pasalnya Maarif menilai program tersebut harus dikaji lebih jauh agar konsepnya berjalan dengan matang.
“LP Ma’arif PBNU meminta kepada Kemendikbud untuk mematangkan konsep POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan.” Kata ketua LP Ma’arif PBNU Z. Arifin Junaidi, Selasa, 4/8/2020.
Lebih lanjut, Arifin menegaskan, jika POP tetap dilaksanakan pada tahun ini, maka Maarif dengan tegas menyatakan tidak bergabung dalam POP Kemendikbud.
“Apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini maka LP Ma’arif NU PBNU menyatakan tidak bergabung dalam POP Kemendikbud.” Tegas pria yang kerap disapa Arjuna.
Saat ini, Ma’arif sedang fokus melaksanakan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru serta inovasi pendidikan secara mandiri.
Untuk itu, Arifin pun meminta kepada Kemendikbud agar tidak mencatumkan LP Ma’arif NU PBNU dalam daftar penerima POP tahun ini.
Sebelumnya, Menteri Nadiem meminta maaf secara virtual kepada PP Muhammadiyah, PBNU, dan PGRI yang mundur terkait polemik POP pada Selasa lalu (28/7/2020). Ia pun berharap agar Muhammadiyah, NU, dan PGRI dapat kembali bergabung dalam POP. Karena menurutnya, 3 Ormas besar tersebut telah banyak memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan bahkan jauh sebelum Indonesia berdiri
Ia pun mengakui masih banyak kekurangan terkait program yang digagasnya tersebut. Sehingga dia berjanji untuk menunda sementara POP selama tiga pekan sejak 28 Juli untuk melakukan evaluasi di internal Kemendikbud.