Buletinnusantara – Masyarakat dapat memanfaatkan Cekposisi yang terintegrasi dengan aplikasi Google Maps untuk mengetahui lokasi kawasan rawan bencana (KRB) Gunung api Ili Lewotolok. Melalui Cekposisi, masyarakat juga dapat mengetahui beberapa informasi terkait gunung api tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengembangkan Cekposisi untuk Gunung api Ili Lewotolok untuk menampilkan informasi real-time KRB, pos pengungsian, fasilitas kesehatan dan sekolah yang berada dalam zona bahaya. Masyarakat dapat mengakses informasi tersebut melalui tautan berikut https://s.id/cekposisiLewitolo.

Misal, masyarakat dapat melihat wilayah-wilayah pada KRB I, II dan III yang ditampilkan dalam peta dari Cekposisi. Wilayah ini ditunjukkan dengan lingkaran warna yang berbeda, seperti merah dan kuning. Sedangkan informasi lain, pos pengungsian ditunjukkan dengan simbol rumah dengan lingkaran biru.

Masyarakat dapat mengakses informasi setelah terhubung melalui Google Maps dengan telepon pintar atau komputer. Berikut ini cara mengakses Cekposisi dengan telepon pintar, baik berbasis Android dan IOS:
1. Buka link: https://s.id/cekposisiLewitolo
2. Klik kotak putih kosong yang berada di sudut kanan atas
3. Pilih akun Google yang akan digunakan untuk mebuka peta
4. Peta Cek Posisi Gunungapi Ili Lewotolok akan tampak di aplikasi Google Masp
5. Klik tanda posisi lokasi Anda untuk melihat apakah posisi Anda saat ini berada di kawasan rawan atau tidak.

Sedangkan komputer dengan menggunakan_browser_:
1. Buka browser pada ponsel Anda
2. Ketik: https://s.id/cekposisiLewitolo
3. Nantinya Anda akan diarahkan ke peta KRB yang telah terhubung dengan Google Maps
4. Klik, buka untuk menyimpan otomatis tautan pada peta
5. Lalu perhatikan lokasi Anda. Setelah melihat peta, pastikan Anda berada di luar zona KRB III (Siaga).

BNPB melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) akan terus memperbarui informasi mengenai zona berbahaya, sebagaimana yang direkomendasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Gunung api yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami erupsi hingga status vulkanik dinaikkan dari level II atau ‘Waspada’ menjadi level III atau ‘Siaga.’ PVMBG menaikkan status vulkanik pada 29 Novembe 2020.

Terkait dengan zonasi KRB, masyarakat diimbau untuk hati-hati karena kawasan KRB III berpotensi terlanda aliran awan panas, aliran dan guguran lava, lontaran batu pijar, hujan abu lebat dan gas beracun. Pada kawasan ini, siapapun tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap atau memanfaatkan wilayah tersebut untuk kepentingan komersial.

KRB II, merupakan kawasan berpotensi terlanda aliran awan panas, aliran dan guguran lava, serta berpotensi tertimpa lontaran batu pijar sampai hujan abu lebat.

KRB I, merupakan kawasan berpotensi terlanda aliran lahar hujan atau banjir lahar, tertimpa hujan abu dan kemungkinan dapat tertimpa lontaran batu pijar.

Sementara itu, dalam tingkat aktivitas level III atau ‘Siaga,’ masyarakat di sekitar Gunungapi Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawasan puncak.

Potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernafasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, untuk itu masyarakat yang berada di sekitar Gunungapi Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunungapi Ili Lewotolok, maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di Guanungapi Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di musim hujan.

Dengan adanya aplikasi Cekposisi ini diharapkan akan membantu masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di KRB Gunungapi Ili Lewotolok untuk dapat mempersiapakan segala sesuatu terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan gunung yang bisa terjadi setiap saat.[]APJ.