BULETIN NUSANTARA, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin memimpin Rapat Terbatas tentang Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), secara virtual di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Senin (4/10/2021).

Dalam rapat ini, beberapa poin-poin pembahasan yang dievaluasi diantaranya penerapan PPKM periode 20 September hingga 4 Oktober 2021, percepatan vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia, pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka (PTM) di sekolah, positivity rate serta tingkat kematian dan kesembuhan harian.

Hasil rapat menyimpulkan bahwa terdapat kemajuan-kemajuan dari penanganan pandemi di Indonesia, diantaranya terdapat 20 kabupaten/kota yang bertahan di PPKM level 2 yang didominasi oleh Semarang Raya dan Solo Raya serta akan dilakukannya uji coba penerapan PPKM level 1 new normal di Kota Blitar, sebab kota tersebut telah memenuhi syarat indikator WHO dan target cakupan vaksinasi Covid-19 masyarakat umum dosis satu sebesar 75 persen dan dosis 1 masyarakat lanjut usia sebesar 60 persen.

Untuk wilayah aglomerasi Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), PPKM masih akan diterapkan pada level 3 karena belum mencapai target cakupan vaksinasi, begitu juga dengan Magelang, Bandung Raya, dan Surabaya. Sedangkan 3 wilayah non aglomerasi yaitu Kota Cirebon, Kota Banjar, dan Madiun turun ke level 2.

Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan dalam keterangan persnya usai rapat terbatas, bahwa penerapan PPKM berbasis level di seluruh wilayah Indonesia masih akan tetap dilanjutkan dengan beberapa penyesuaian, antara lain seperti pembukaan pusat kebugaran dengan kapasitas maksimal 25 persen dan dibukanya Bandara Internasional Ngurah Rai Bali untuk penerbangan internasional per 14 Oktober 2021.  Namun demikian, masyarakat diminta untuk terus waspada dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Hari ini berbagai capaian dari pengendalian pandemi tersebut tentu harus kita syukuri. Namun Wakil Presiden dalam Ratas tadi mengingatkan agar kita tetap waspada dan hati-hati. Risiko peningkatan kasus masih tinggi dan dapat terjadi sewaktu-waktu kembali,” tutur Luhut.

Lebih lanjut Luhut menyampaikan, bahwa seluruh keputusan yang diambil pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 ini telah dianalisis melalui dasar ilmiah (scientific). Tim epidemolog dan kedokteran bekerja erat dengan pemerintah untuk dapat memberikan keputusan terbaik bagi masyarakat. Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak lengah dan tidak masuk dalam euforia berlebih yang dapat menyebabkan terjadinya lonjakan kasus atau munculnya mutasi baru dari Covid-19.

“Saya minta juga kepada kita semua jangan euforia berlebihan. Kelengahan sekecil apapun yang kita lakukan ujungnya dapat meningkatkan terjadinya kasus dalam berapa minggu ke depan dan pasti akan mengulangi pengetatan-pengetatan kembaIi yang diberlakukan, dan ini sangat merugikan kita semua,” imbau Luhut.

Menutup keterangan persnya, Luhut pun menyampaikan apresiasi atas kerja sama dan komitmen yang diberikan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam membantu pemerintah mengendalikan pandemi Covid-19. Ia berharap ke depannya, masyarakat dapat terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga laju penyebaran virus ini dapat terus dikendalikan dan Indonesia dapat bersiap memasuki masa endemi.

“Apa yang kita capai hari ini tentunya adalah kerja sama semua. Kita sampai kepada rakyat yang paling kecil, mahasiswa, pekerja-pekerja semua dan ini hasil kita, jangan kita rusak,” pinta luhut.

“Pemerintah hari ini sama sekali tidak berjumawa dan terus memohon kepada masyarakat agar sekali lagi tidak euforia yang berlebihan yang pada akhirnya mengabaikan segala macam bentuk protokol kesehatan yang ada,” pungkasnya. (hud)