KEDIRI, Buletinnusantara – Selama ini, Pagar Nusa dianggap sebagai benteng Nahdlatul Ulama untuk menjaga keamanan dan jaringan kader pendekar. Para pendekar Pagar Nusa, konsisten mengabdi kepada Kiai dan mengawal keutuhan NKRI.

Untuk menguatkan barisan Pagar Nusa, Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen bersilaturahmi kepada kiai-kiai khos di kawasan Kediri, Senin-Selasa (22-23/05/2017). “Kami ingin agar Pagar Nusa mendapatkan restu, doa sekaligus ijazah dari para kiai. Bimbingan dan berkah para kiai inilah yang menjadi rujukan kami untuk membangun tim pengurus sekaligus merancang program Pagar Nusa mendatang,” ungkap Gus Nabil.

Dalam safari pesantren ini, Ketua Umum Pagar Nusa mengunjungi beberapa kiai sepuh di Pesantren Langitan Lirboyo, Pesantren Ploso dan Pesantren al-Amin Kediri: KH. M. Anwar Mansur, KH. Kafabihi Mahrus, KH. Anwar Iskandar,  KH. Zainuddin Djazuli, KH. Nurul Huda Djazuli, KH. Badrul Huda Zainal Abidin, dan beberapa kiai lain.

KH. Kafabihi Mahrus, Pengasuh pesantren Lirboyo, mengungkapkan betapa Pagar Nusa harus menguatkan barisan sekaligus mengembangkan jaringan. “Para pendekar dari ini memiliki sejarah panjang dalam pembentukan Nahdlatul Ulama, proses kemerdekaan sekaligus proses-proses penting dalam politik negara. Ini proses yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah,” terang Kiai Kafabih.

Lebih lanjut, Kiai Kafabih berharap Pagar Nusa dapat menjadi Pagarnya NU, Bangsa dan Nusantara. “Harus ada pembagian yang jelas antara peran Nahdlatul Ulama, Pagar Nusa dan banom serta lembaga di bawah naungan NU. Posisi Pagar Nusa sangat strategis di tengah kondisi saat ini,” ungkap Kiai Kafabih.

Pada agenda silaturahmi ini, Ketua Umum Pagar Nusa juga berziarah ke maqbarah pendiri Pagar Nusa, KH. Ma’shum Djauhari (Gus Ma’shum). Agenda ziarah ini, dipimpin oleh KH. Badrul Huda Zainal Abidin (Gus Bidin).

Dalam waktu dekat, Ketua Umum Pagar Nusa dan tim pengurus juga akan silaturahmi dan ziarah ke beberapa pesantren di Jawa Timur,  Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat,  Banten dan beberapa kawasan di luar Jawa. (Junaidi)