Jakarta — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar Pasar Murah Ramadhan 1443 H di Kantor PCNU Jakarta Selatan, Jl KH M Syafi’i Hadzami, Jakarta, Sabtu (4/23). Jakarta selatan merupakan putaran ke-10 dari 11 putaran yang di gelar di lima kota di DKI Jakarta, Dengan total 11.000 paket sembako seharga 135 ribu disubsidi jejaring NU menjadi 99 ribu. Acara ini dihadiri Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma’arif, Sekjen PWNU DKI Jakarta, MH Bahaudin, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar, Ketua PCNU Jakarta Selatan, KH Abdul Rojak Alwi.
Pada kesempatan tersebut Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma’arif menyampaikan bahwa PWNU sedang melakukan tiga fokus aspek kajian yaitu tentang air, api atau energi dan pangan yang diberi nama Kajian Fiqh Tata Kota.
“PWNU DKI Jakarta sedang melakukan kajian tentang Fiqh Tata Kota, salah satu babnya adalah menganalisis penggunaan air di Jakarta, ini kalau tidak ditata secara baik dan benar maka apa yang diramalkan oleh pengamat luar negeri termasuk oleh presiden Amerika Serikat itu bisa terjadi yaitu Jakarta Tenggelam,” kata Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma’arif pada sambutannya.
Salah satu ide dasarnya pengelolaan air di Pemda DKI itu karena konsepnya harus dimiliki bersama maka pemerintahlah yang harus melakukan pengelolaan, tidak ada boleh ada sekelompok orang yang menguasai air di DKI Jakarta
“Jadi sekarang ini orang bisa ambil air sebanyak-banyaknya yang punya hotel yang punya apartemen yang punya rumah besar dia menggunakan alat yang canggih bisa nyedot air se enaknya sementara masyarakat kecil nyari air susah,” papar Kiai Samsul
ke depan, ia melanjutkan, yang bisa merasakan air sehat hanya orang-orang yang punya uang, dampaknya bisa terjadi penurunan tanah, ini kalau tidak dikelola secara baik maka risikonya Jakarta bisa tenggelam terutama yang di pinggiran pantai
Selain air, api juga harus dikelola dengan baik, api sebagai simbol energi meliputi minyak dan sebagainya ini harus dijaga jangan sampai dikuasai sekelompok orang yang hanya menginginkan keuntungan.
“Yang kedua yang harus dimiliki secara bersama api, api ini urusan energi, bensin dan sejenis itu harus dikuasai juga oleh Negara maka tidak boleh diberikan sebebas-bebasnya kepada pasar yang bisa menjadikan banyak orang menjerit, termasuk minyak ini pemerintah harus mengontrol secara baik kalau tidak pemerintah akan kalah dengan kelompok-kelompok yang menguasai pasar sehingga salah satu akibatnya seperti sekarang ini yang kita alami nyari minyak susah,” jelasnya
Kenaikan bahan pokok akibat kurang kontrol tentunya sangat menyulitkan masyarakat, harga yang tinggi dan barang yang langka membuat masyarakat menjerit.
“Yang ketiga yang harus dikuasai bersama, urusan rumput, maksudnya adalah urusan pangan, artinya makanan pokok yang kita gunakan setiap hari, itu pemerintah betul-betul harus mengontrol jangan sampai terjadi lonjakan yang tidak seimbang,” pungkasnya
Sejalan dengan Kiai Samsul, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar juga menyarankan menata kota harus duduk bersama bermusyawarah membahas bersama
“Betul kata pak kiai tadi urusan air ini kudu duduk kumpul bersama-sama bagaimana masyarakat bisa menjangkau, harga air minum dan air bersih di Jakarta,” kata Zaki
Masih kata Zaki, Kemudian yang kedua urusan energi, sama juga sekarang BBM gara-gara ekonomi dua tahun tidak bergerak tidak maksimal ditambah lagi perang walaupun di Rusia sana, BBM kita ikut-ikutan naik darah.
Semuanya harus dikelola bersama disiapkan agar ekonomi siap menghadapi segala situasi dan kondisi.
“Yang ketiga rumput urusan pangan sama ini setiap bulan Ramadhan menjelang Idul fitri merangkak naik, kenapa merangkak naik karena tukang ayam, tukang cabai, tukang beras pada pengen lebaran juga, jadi akhirnya semuanya dalam kondisi menekan masyarakat,” paparnya
Berterima kasih atas konsep dan gerakan yang telah dilakukan oleh PWNU DKI Jakarta karena sangat sesuai dengan realitas, ketua PCNU Jakarta Selatan, KH Abdul Rojak Alwi berkata
“Kegiatan Pasar Murah ini Meningkatkan rasa sense of crisis. Dimana-mana daya beli masyarakat lemah dengan tingginya harga barang pokok. Kondisi ini tidak sedang biasa-biasa saja. Sense ini muncul dari NU untuk mewujudkan bahwa NU betul peduli pada masyarakat”.