PALU – Sebagai organisasi yang memegang teguh tradisi, Nahdlatul Ulama sesungguhnya memiliki kekayaan sosial yang luar biasa. Disamping berupa simbol-simbol amaliah keagamaan seperti tradisi melantunan sholawat badar, maulid diba’, atau barjanji, kapital sosial lainnya yang tak kalah penting adalah kekayaan maraji’ yang luar biasa melimpah dalam kutubut turats atau kitab kuning.

Pesan ini disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan pengarahan pada Pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Tengah di Swiss Bel hotel Silae, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jum’at, 29 Oktober 2021.

“Kita punya kelebihan maraji’, kutubut turats. Ini bagian dari tsanawat khadariyah. Bagian dari kekayaan budaya kita. Pertahankan!,” tegas  Kiai Said.

Dengan kekayaan kitab kuning ini, menurutnya, NU menjadi kuat dan disegani. Masalah-masalah keagamaan menyangkut hukum bunga Bank, hukum Cryptocurrency, dan masalah-masalah aktual lainnya, jika dibahas di Bahtsul Masail NU, bisa segera ditemukan rekomendasi fatwa dan pemecahannya.

Masalah-masalah keagamaan ini  kalau yang bahas NU, dua hari selesai. Kalau ormas lain belum tentu,” tandasnya.

Sebagai upaya merawat kekayaan budaya, pengasuh Ponpes Al Tsaqafah ini juga meminta kepada Pengurus NU Se-Sulawesi tengah agar mejaga simbol-simbol organisasi. Simbol meskipun bukan prinsip, menurutnya tetap penting.

Lambang papan nama NU misalnya. Itu simbol jam’iyah. Ayo pasang papan nama tiap PC, tiap MWC. Itu simbol syiariah kita,” pintanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PWNU Sulawesi Tengah DR KH Lukman S Taher mengatakan, ke depan NU Sulteng siap untuk memperkuat kaderisasi dan kiprah organisasi terutama di bidang ekonomi dan pemikiran.

“Ke depan insya Allah kita siap untuk memainkan gerakan pengembangan ekonomi dan penguatan gerakan intelektual,” paparnya.

Menurutnya, sebagaimana sejarah berdirinya, NU memiliki tiga pilar. Yakni Tasywirul Afkar, Nahdlatut Tujjar, dan Nahdlatul Wathan. Sebagai pemegang komando estafet kepemimpinan PWNU yang baru, ia memproyeksikan, ke depan, NU Sulteng akan memperkuat ketiga pilar ini secara berimbang.

“Kita tidak ingin kader-kader NU yang potensial ini lebih banyak bermain di lapangan yang sama,” urainya. (riz)