Depok, Buletin Nusantara –

Wakil ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Mrsudi Syuhud menyampaikan bahwa,sebuah negara yang aman dan damai adalah harga yang mahal. Sebab, tumbuh kembang serta pembangunan sebuah negara dipengaruhi oleh kondisi negara tersebut. Negara yang aman dan damai akan mampu melakukan pertumbuhan dan perkembangan dengan sangat baik.

“Sebuah negara bisa melakukan pembangunan terus menerus kalau negaranya aman. Dan pembangunan berkelanjutan bagi sebuah negara itu sangat penting,” Ujar Kiai Marsudi Syuhud saat menyampaikan tausiyah dalam kegiatan rutin Majelis Dzikir dan Manaqib Syekh Abdul Qodir Al – Jaelani di Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Rumah Batu, Depok.

Menurut Kiai Marsudi, pembangunnan sebuah negara adalah keharusan. Artinya, membuat dari yang belum baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik, dari yang lebih baik menjadi yang terbaik. Hal tersebut berlaku bagi seluruh pembangunan di sebuah negara, baik membangun infrastruktur, atau untuk kemaslahatan penduduk bangsanya. Kemaslahatan di sini ditekankan bukan hanya berupa materi, tapi juga berupa non materi.

Lebih lanjut beliau menuturkan bahwa, pembangunan berkelanjutan dalam sebuah negara merupakan hal yang sangat penting, karena sesungguhnya bernegara itu adalah ‘pembangunan berkelanjutan’. Pembangunan berkelanjutan bisa dilaksanakan dengan satu syarat, yakni negara yang aman dan damai.

Berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan di sebuah negara yang aman dan damai, Kyai Marsudi mengaitkan dengan politik. Bahwa, keamanan dan kedamaian sebuah negara juga bergantung pada situasi politik yang ada di dalamnya. Dalam hal ini beliau mengutip perkataan Imam Bukhori dalam sebuah kitab, bahwa sebenarnya mengurusi pembangunan itu adalah politik. “Menurut Imam Ghozali, bahwa politik adalah untuk mengkomposisikan, menyatukan dan kerjasama tolong – menolong dalam hal kehidupan.”

Sehubungan dengan hal tersebut, Kyai Marsudi menegaskan agar politik di Indonesia juga berjalan denga aman dan damai.

“Siyasah yang stabil itu ketika siyasahnya, aturannya diikuti semua. Jangan membuat gaduh, kalau aturannya orang jadi presiden itu dua priode, ya sudah dua periode. Jangan ditambah – tambah, biar stabil. Sebab, kalau nanti sudah tidak stabil maka tidak aman, kalau sudah tidak aman, runyem. Kalau sudah runyem, perang,” Pungkasnya.