Jakarta, Buletinnusantara – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional), Doni Monardo memberi apresiasi terhadap upaya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mendukung penanganan COVID-19, melalui hasil riset dan penerapan teknologi bernama Mobile Biosatefy Level (BSL)-2 BPPT.
Dalam acara peluncuran Pengoperasian Mobile Biosatefy Level (BSL)-2 BPPT dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Pengadaan & Pemanfaatan Produk Inovasi COVID-19, Doni meminta agar apa yang dilakukan BPPT terkait pengembangan tekonologi dapat terus dijalankan. Tidak hanya dalam bidang teknologi kesehatan saja, namun juga bidang yang lainnya.
“Tidak ada yang boleh ada yang berhenti, tapi harus berkembang terus baik dalam bidang teknologi kesehatan maupun bidang yang lainnya,” kata Doni di Jakarta, Selasa (16/6).
Menurut Doni, hasil pencapaian BPPT dalam upaya penanganan COVID-19 melalui pengembangan teknologi tersebut juga sangat membanggakan. Selain karena melibatkan anak bangsa, hal itu juga dapat menjadi cikal bakal lahirnya para peneliti dan periset berstandar internasional.
“Kami bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh BPPT, dan Gugus Tugas tetap memberikan dukungan, memberikan semangat kepada BPPT termasuk para periset, para peneliti, untuk bisa berkembang lebih hebat lagi,” kata Doni.
“Dan kita berharap akan lahir para peneliti para periset bukan hanya berstandar nasional tetapi juga berstandar internasional,” imbuhnya.
Di tengah terjangan pandemi COVID-19, BPPT yang berada di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (Kemenristek/BRIN), sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 terus menunjukkan peran pentingnya melalui sinergi kelembagaan bernama Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19).
Adapun sinergi tersebut telah mewujudkan ekosistem inovasi yang berhasil menghadirkan berbagai produk alat kesehatan buatan dalam negeri, untuk mengatasi wabah virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Salah satu inovasi yang dikembangkan BPPT bersama TFRIC-19 adalah membangun Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2), yang hari ini digelar pengoperasiannya untuk melakukan rangkaian swab test di Rumah Sakit (RS) Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Kepala BPPT Hammam Riza dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan penerapan sistem dan tipe reagen yang digunakan, Mobile Lab BSL-2 ini mempunyai kapasitas pemeriksaan sekitar 120 spesimen per 12 jam.
“Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan 2 swab chamber, sehingga diharapkan Lab Mobile BSL2 ini dapat memberikan penguatan kapasitas pemeriksaan specimen COVID-19 di wilayah DKI,” terang Hammam.
Selain itu disebutkan bahwa, Lab Mobile BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi Pantau COVID (PC-19) yang akan memudahkan masyarakat untuk melakukan swab test, dan registrasi online, serta mendapatkan jadwal waktu dan urutan untuk swab test.
“Untuk mendukung kelengkapan data dan proses pelaporan hasil, Lab Mobile BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi SIM BSL2,” ujar Hammam.
Sebagai informasi, Mobile Lab BSL-2 merupakan salah satu hasil Inovasi TFRIC-19 ini didisain oleh putra putri Indonesia, dalam waktu relatif singkat. Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, para perekayasa berhasil mendisain Mobile BSL-2 dalam waktu 10 hari, dan proses manufaktur bersama mitra selama 19 hari.
Pengembangan Mobile Lab BSL-2 ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas pengujian COVID-19. Dengan adanya laboratorium portabel seperti ini, pengujian dapat dilakukan di berbagai daerah yang belum memiliki laboratorium standar BSL-2.
“Banyak wilayah yang episentrum COVID-19 justru berada di daerah dan jauh dari ibu kota di daerah itu,” ujar Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro.
Dengan fasilitas ini, sampel Covid-19 dapat segera dianalisis tanpa perlu mengirimkan sampel ke pusat atau ke kota yang lebih besar.
Mobile Lab BSL-2 dibangun dengan memanfaatkan container 20 feed, laboratorium disain untuk 2 ruangan, yaitu anteroom dan main room, yang dilengkapi dengan negative pressure dan sistem interlock.
Kemudian juga fasilitas Biosafety Cabinet, Autoclave dan PCR, serta peralatan pendukung lain sehingga menjadikan Lab BSL-2 ini telah memenuhi bersyaratan Biosatey Level 2 plus (BSL 2 enhance).
Dengan sistem yang diterapkan dan tipe reagen yang digunakan, mobile Lab BSL-2 ini mempunyai kapasitas pemeriksaan SWAB sekitar 120 spesimen per 12 jam.
Lab tersebut juga dilengkapi dengan 2 swab chamber diharapkan Lab Mobile BSL-2 ini dapat memberikan penguatan kapasitas pemeriksaan spesimen COVID-19 di wilayah DKI.
Selain itu, Lab Mobile BSL-2 ini juga dilengkapi dengan Aplikasi Pantau COVID-19 (PC-19), yang akan membantu atau memudahkan masyarakat yang akan melakukan swab test, melakukan registrasi secara _on line_ untuk mendapatkan jadwal dan urutan untuk swab test.
Untuk mendukung kelengkapan data dan proses pelaporan hasil, Lab Mobile BSL-2 ini dilengkapi dengan aplikasi SIM BSL-2, suatu aplikasi perangkuman data hasil pemeriksaan PCR yang telah mendapatkan verifikasi dari tenaga medis dan siap untk diteruskan ke dalam sistem pelaporan nasional. (aris.pj)*