Jakarta, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas) terus mendorong kerjasama perluasan kesempatan magang ke luar negeri melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam tahun ini telah menandatangani beberapa Nota Kesepahaman dengan pihak-pihak yang memiliki peluang pemagangan di Luar Negeri.

 

Pemagangan diyakini sebagai strategi yang paling jitu dan strategis dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia apasitas sumber daya manusia agar dapat terserap dalam pasar kerja global, temasuk melalui Pemagangan Luar Negeri.

 

Pemagangan di industri merupakan metode yang paling efektif dalam meningkatkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunai usaha dan dunia industri sesuai dengan visi sembilan lompatan Kementerian Ketenagakerjaan. Selain kompetensi teknis, pemagangan juga terbukti mampu meningkatkan SDM Unggul tidak lagi menjadi jargon, tetapi sebuah langkah kongkrit dimana tidak hanya keterampilan kerja yang dapat ditingkatkan tetapi juga adaptasi etos kerja (soft skill) yang juga menjadi unsur penting yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Indonesia telah menjalin kerjasama dengan untuk dapat masuk ke pasar global.

 

“Jepang dalam melaksanakan pemagangan, dan saat ini terus melakukan perluasan ke negara-negara lain, seperti merupakan salah satu negara yang pioneer memberikan kesempatan kepada pemagang Indonesia, dimana diikuti oleh negara-negara lain seperti Qatar dan, Australia dan sebagainya,” kata Dirjen Binalavotas, Bapak Budi Hartawan dalam keterangannya, Jumat (15/7/2022).

 

Untuk meningkatkan kerjasama pemagangan dengan Jepang, pada tanggal 29 Juni 2022 bertempat di Tokyo telah dilaksanakan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara World Forest Group dengan Kemnaker yang difasilitasi oleh APPI (Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Indonesia.

 

“MoU tersebut merupakan bentuk komitmen kedua belah pihak dalam membuka seluas-luasnya potensi pemagangan di Jepang serta optimalisasi pelindungan para pemagang,” ujarnya

 

Jumlah kebutuhan dari World Forest Group itu sendiri adalah kurang lebih 25.000 peserta pemagang dari Indonesia yang dapat mengisi perusahaan-perusahaan di Jepang.

 

“Tentu saja program pemagangan merupakan satu kesatuan dengan pelatihan berbasis kompetensi, sehingga integrasi dari hulu yaitu perlunya BLK memfasilitasi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan negara-negara tersebut adalah menjadi prioritas,” terangnya.

 

Oleh karena itu, Budi Hartawan melanjutkan, kami mengapresiasi para mitra, salah satunya World Forest Group yang merupakan konsorsium dari Accepting Organisations di Jepang, yang bersedia tidak hanya memberikan peluang pemagangan namun juga berkontribusi dalam proses penyiapan calon pemagang di Lembaga Pelatihan dalam bentuk BLK asistensi penyusunan standar dan dengan memberikan standarisasi kurikulum pelatihan bahasa Jepang dan pemberian dukungan serta sarana prasarana yang dibutuhkan.

 

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara World Forest Group dengan Kemnaker yang difasilitasi oleh APPI (Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Indonesia) dilaksanakan di Tokyo, Jepang pada 29 Juni 2022

 

“Nota tersebut merupakan bentuk komitmen kedua belah pihak dalam membuka seluas-luasnya potensi pemagangan di Jepang serta optimalisasi pelindungan para pemagang. Jumlah kebutuhan dari World Forest Group itu sendiri adalah kurang lebih 25.000 peserta pemagang dari Indonesia yang dapat mengisi perusahaan-perusahaan di Jepang,” pungkasnya