Cianjur, Pimpinan Pusat Perguruan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PP PSNU) Pagar Nusa mengadakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) pada 4-6 Maret 2022. Kejurnas dilangsungkan di Wisma Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Ciloto, Cianjur, Jawa Barat.

 

Untuk kejurnas virtual kali ini  mempertandingkan ada sekitar 38 kelas bermacam katagoti usia dan juga katagori jurus maupun katagori seni, ada jurus baku ada tunggal ganda regu, kemudian salah satunya adalah festival.

 

Kejurnas ini diikuti 20 provinsi di Indonesia yang sudah ada perwakilan Pagar Nusa, ada sekitar 130 video yang sudah terkirim ke panitia yang akan dipertandingkan.

 

“sebenearnya ada sekitar 202 video yang terkirim ke ita Cuma yang bisa dipertandingkan karena ada beberapa kelas yang pesertanya hanya satu itu yang tidak dapat kita pertandingkan kare tidak ada lawannya,” kata Sekretaris Aparat Pertandingan Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa, Yudhi Triawan

 

Peserta terbanyak ditingkat Jurus Baku dan yang kedua ditingkat Tunggal Ganda Regu (TGR) yang terakhir di Festival,  festival memang harus dilesatariskan karena festival itu merupakan khasanah jurus dari masing-masing daerah atau perguruan masing-masing.

 

“Kendala dari awal itu lebih banyak dari pengambilan video, karena ini memang Pagar Nusa Kejurnas baru pertama kali kita mengadakan secara virtual itupun karena di masa pandemi ini, namun semangat teman-teman sungguh sangat luarbiasa dari daerah untuk mengikuti ini dari 28 pengurus wilayah yang ada di Indonesia ada 20 pengurus wilayah yang mengikuti dan 2 PCI juga mengikuti ini, jadi ini sudah sangat luar biasa,” papar Yudhi

 

Juri Kejurnas Pagar Nusa, Hamid Bukhori memaparkan teknis penjurian pada pagelaran Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa ini, dalam penjuruan ini meski secara daring hanya sedikit perbedaannya.

 

“Cara penjuarian antara virtual dan tidak virtual sebernarnya sama, penjurian jurus baku Pagar Nusa dan tugal ganda regu IPSI itu aturannya sudah jelas di sana, hanya saja yang bisa membedakan virtual dengan tidak itu masalah kamera yang menyorot ke atlet, bedanya untuk virtual itu kameranya tidak boleh bergerak sesuai pandangan juri ketika juri menilai secara langsung, maka penjurian virtual ini kamera tidak boleh zoom in dan zoom out kamera tidak boleh mengikuti pergerakan atlet,” paparnya

 

Selanjutnya, lanjut ia, masalah teknis, ada pengurangan nilai pada item-item tertentu misanya keluar gelanggang dan lain-lain, kalau dipertandingan dengan penilaian secara langsung keluar gelanggang itu maksudnya pesilat keluar dari matras tapi karena ini vitrual yang disebut keluar kini keluar dari frame,

 

“untuk festival secara umum tidak ada peraturan karena gerakan antar pesilat berbeda-beda sesuai dengan khasanah masing-masing daerah jadi tidak ada masalah,” pungkasnya

 

Pimpinan Pusat Pagar Nusa berharap Kejurnas ini menghasilkan atlet terbaik, dengan penjurian yang adil dan profesional maka akan menghasilkan atlet yang bermutu dan berkualitas.

 

“Alhamdulillah kita harapkan hasil dari kejurnas yang virtual ini betul-betul bisa menghasilkan atlet terbaik, saya juga berharap para dewan wasit juri bisa betul-betul bisa menghasilkan penjurian yang profesional yang adil sehingga betul-betul bisa melahirkan atlet-atlet yang bermutu dan berkualitas, saya betul-betul menaruh kepercayaan yang tinggi kepada dewan wasit juri yang sudah disiapkan panitia, kedepan saya berharap kejuaraan yang bersifat virtual atau daring ini dapat kita perbaiki lagi dapat kita maksimalkan lagi sehingga betul-betul menjadi kejuaraan terbaik untuk kita,” pungkasnya