Jakarta, Buletinnusantara.com – Puluhan massa yang mengatasnamakan Aliansi Santri Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (8/2/2016). Namun, menurut Wasekjen PBNU Isfah Abidal Aziz, aksi demonstrasi yang dilakukan sekitar 40 orang pemuda ini cukup aneh. Mereka yang datang rata-rata adalah pemuda atau remaja belia. Sebelum masuk ke materi untuk mengetahui tujuan mereka berdemonstrasi ke kantor PBNU, pihaknya mengajukan sejumlah pertanyaan terkait NU kepada mereka.
Ketika ditanya berbagai hal terkait PBNU mereka tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Mereka tidak bisa menunjukkan identitas pesantren mereka berasal. Demikian pula ketika ditanya siapa pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan rukun shalat tidak mereka jawab. Mereka datang juga tidak berpenampilan santri pada umumnya seperti mengenakan jilbab bagi wanita, atau peci dan sarung bagi yang pria. “Mereka bukanlah warga NU,” katanya.
Katib Syuriah PBNU yang juga pengasuh Pondok Pesantren Denayar, KH Adussalam Shohib menyanyangkan kejadian demo tersebut, karena tidak mencerminkan akhlak santri
“Tentunya sangat menyayangkan, PBNU itukan kantor ormas Ulama, Ulama itukan dari kata Ilmu dan pemikiran tidak ada kaitannya dengan tradisi model demo seperti ini, sepertinya demo ini salah alamat, kalaupun ada yang tidak setuju secara person bisa dengan cara yang lebih beradab dan ber akhlaq,” Kata Kiai yang gemar disapa Gus Salam
Atas aksi ini, KH Adussalam Shohib sangat prihatin dengan demo ini, pendemo mengatasnamakan santri tapi prilakunya jauh dari cerminan santri pada umumnya “Yang saya sangat prihatin mengatas namakan Aliansi Santri Indonesia dari fisiknya maupun mentalnya jelas itu yang demo ke PBNU bukan santri, kalau bayaran itu pasti ada aktor intelektual,” ujarnya
“Intinya santri itukan generasi yang berilmu dan mereka tidak akan pernah terkait dengat demo karena mereka tugasnya belajar, karena belajar itu pasti dilandasi dengan akhlaq itu yang paling penting, seperti yang disampaikan Ibnu Qoimah ‘siapa yang akhlaknya lebih tinggi dari kamu maka dia lebih unggul dari kamu’ intinya adalah akhlaq,” tambah Gus Salam
Gus Salam berharap demo ini yang terakhir kalinya di PBNU dan lebih mengedepankan musyawarah dan tabayun dan menjunjung tinggi akhlak, karena demo banyak merugikan warga dan masyarakat dalam beraktivitas “Saya berharap ini aksi terakhir kali ada demo di PBNU, Pengerahan massa dari sana dari sini orang kerja juga tidak akan tenang, santri mau belajar juga tidak bisa fokus, tentu sangat menggangu aktivitas-aktivitas yang sifatnya urgen,” tegasnya
Dengan kondisi politik yang sedang memanas jelang Pilkada serentak ini Katib Syuriah PBNU KH Adussalam Shohib berpesan kepada seluru warga nahdliyin dan santri untuk menjaga ketentraman bangsa “Semuanya harus menahan diri kembali kepada hati nurani kita bahwa hakikat paling besar yang menjadi tanggung jawab bagi kita semuanya sebagai santri menjaga kondusifitas keadaan Indonesia ini, dengan begitu cita-cita kita sebagai warga negara untuk menuju ke negara yang sejahtera dan lebih baik bisa tercapai,” pungkasnya. (dil)