Malang, Buletinnusantara.com – Presiden Joko Widodo tiba di Malang, Jawa Timur, untuk menjenguk anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi. Kondisi mantan Ketum PBNU itu membaik setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Widodo berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sekitar pukul 08.00 WIB, Rabu (15/3/2017). Jokowi dan rombongan tiba di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, pukul 09.20 WIB. Mensesneg Pratikno juga mendampingi Jokowi untuk menjenguk KH Hasyim.
Sesampai di Malang, Jokowi dan rombongan dijemput oleh Gubernur Jatim Soekarwo. Mereka langsung menuju Pondok Pesantren Al-Hikam, yang merupakan asuhan KH Hasyim Muzadi.
Presiden Joko Widodo melalui tim dokter kepresidenan mengaku siap menunjang peralatan medis untuk pengobatan mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi. Saat ini, kondisi kesehatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu masih lemah.
“Butuh alat yang di sini tidak ada, Pak Presiden nanti membantu. Ini yang akan didiskusikan sekarang,” kata dr Hariadi, anggota tim dokter dari Rumah Sakit Lavalette Kota Malang yang menangani pengobatan Hasyim Muzadi, Rabu (15/3/2017).
Ia mengatakan, ada empat dokter kepresidenan yang ikut dalam rombongan Presiden Joko Widodo saat menjenguk Hasyim Muzadi.
Nantinya, antara tim dokter dari Rumah Sakit Lavalette dan tim dari dokter kepresidenan berdiskusi tentang kondisi medis Hasyim Muzadi.
“Mau rapat dengan dokter tim kepresidenan. Ini sudah ditunggu. Ada empat dokter tim kepresidenan,” jelasnya.
Hariadi menyebutkan, kondisi kesehatan Hasyim Muzadi masih lemah. Sehingga masih membutuhkan penanganan medis yang intensif.
“Daya tahan tubuhnya turun. Sudah kena infeksi. Batuk, tidak kuat mengeluarkan dahak, ya sesak. Itu yang sekarang kita atasi. Perbaiki kondisinya,” ucapnya.
Sementara untuk kondisi kesehatan organ tubuh lainnya, Hariadi mengaku dalam kondisi bagus.
“Nadinya bagus, jantungnya bagus,” sebutnya.
Meski Hasyim Muzadi menjalani perawatan di kediamannya, tim dokter dari Rumah Sakit Lavalette terus mengawasinya selama 24 jam.
“Memang di rumah bisa. Kenapa di rumah sakit. Ada perawat yang 24 jam standby,” katanya. (jun)