Jakarta – HIdayat Nur Wahid, Wakil Ketua Dewan Syuro PKS dalam diskusi virtual bertajuk ‘Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia’ yang diselenggarakan Center for Reform, Sabtu 21 Agustus 2021 menyatakan bahwa kelompok Taliban ini saat ini menganut mazhab Hanafi yang tidak ada kaitannya dengan wahabi maupun radikal. Bahkan ia juga menyebut bahwa kelompok Taliban mirip Nahdlatul Ulama (NU), karena sama-sama memiliki kultur dan tradisi dalam beragamanya.
Pernyataan HNW itu dibantah oleh MH. Bahaudin, Sekretaris PWNU DKI Jakarta. Kepada awak media pria yang akrab dipanggil Gus Baha ini menyampaikan bahwa NU tidak memiliki kultur melakukan pemberontakan kepada pemerintah yang sah.
“NU sepanjang sejarah NKRI sejak dikumandangkan kemerdekaan RI hingga saat ini tidak pernah sekalipun melakukan pemberontakan kepada pemerintah yang sah”, cetus Gus Baha.
“NU adalah pemegang saham negeri ini. Karena NU terlibat langsung dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Namun demikian sejarah mencatat bahwa NU sering di ‘kuyo-kuyo’ dan dipinggirkan oleh rezim negeri ini”, Ujar Gus Baha.
“Namun demikian, hal itu tidak mengurangi kecintaan NU untuk merawat dan terus menjaga Republik ini”, Lanjut Gus Baha.
NU selalu menjadi benteng apabila ada pihak-pihak yang ingin merusak bangsa ini. NU telah menganggap NKRI itu sudah final dengan segala perbedaannya. Politik NU hanya satu, yaitu politik kebangsaan ungkap Gus Baha.
“Taliban saat ini menguasai Afghanistan dengan menempuh jalan kekerasan dan pemberontakan. Ribuan rakyat sendiri terbunuh akibat rebutan kekuasaan di Afghanistan”, kata Gus Baha
“Gus Dur pernah menyatakan bahwa yang lebih tinggi dari politik adalah kemanusiaan, sekarang bandingkan dengan proses transisi yang terjadi di Afghanistan saat ini yang penuh politik intrik dan kekerasan”, Ungkap Gus Baha.
“Jadi, apabila ada orang yang menyatakan kultur NU sama dengan Taliban maka orang tersebut tidak mengenal NU dan tidak mengenal Taliban. Mainnya kurang jauh tuh … ha ha ha”, Pungkas Gus Baha sambil tertawa.