Jakarta, Buletinnusantara – Beragama yang benar adalah beragama yang tidak menghadirkan ketakutan, seperti terorisme dan radikalisme, melainkan menumbuhkan sikap beragama yang baik.
“Karena memang kita bangsa yang ber-Pancasila, berketuhanan yang maha esa. Bukan bangsa yang anti tuhan, bukan bangsa yang komunis, tapi bangsa yang agamis,” kata Wakil Ketua MPR usai berbuka puasa bersama tokoh masyarakat Jakarta Selatan, di rumah dinas, Jakarta, Sabtu (11/6/2016).
Menurut Hidayat Nur Wahid, beragama jangan memunculkan fanatisme. “Silaturahmi dengan berbuka puasa bersama ini merupakan keunikan Indonesia. Ini sekaligus menjadi bukti beragama yang benar. Beragama yang benar adalah beragama yang membawa keunggulan, peradaban, dan kehormatan,” katanya.
Politisi PKS ini memberi contoh peristiwa kebakaran ruko yang terjadi usai sahur dan shalat shubuh beberapa hari lalu karena tawuran dan saling lempar mercon. “Beragama jangan memunculkan fanatisme. Misalnya beberapa hari lalu, peristiwa kebakaran ruko. Ini menyimpang dari pemahaman yang konstruktif dalm bulan ramadhan,” imbuhnya.
Hidayat menambahkan bulan Ramadhan menjadi sarana untuk menghadirkan keunggulan, kebaikan, dan kehormatan. “Ramadhan di Indonesia memiliki keunikan dan kekhasan. Buka puasa bersama merupakan khas indonesia. Ini menunjukkan Islam membawa kebaikan, keunggulan dan kehormatan. Karena itu jangan bawa-bawa Islam dalam terorisme,” tegasnya.
Buka puasa ini dihadiri tokoh-tokoh di Jakarta Selatan dari kalangan ulama, organisasi kemastarakatan. Buka puasa bersama merupakan sarana bagi Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid untuk berkomunikasi dengan konstituennya.