Jakarta, buletinnusantara – Belum kunjung munculnya nama calon pengganti Ajengan Mimih Haeruman jelang Kongres III PSNU Pagar Nusa 3-5 Mei mendatang, ditanggapi santai Ketua Panitia Kngres Heru Taufiq. Gus Heru – sapaan akrabnya, tetap optimis pada saatnya nanti akan ada sosok yang tepat memimpin Organisasi Pencak Silat ini.
“Pagar Nusa ini beda sama (organisasi) yang lain. Kongres sebagai bagian dari sistem regenerasi iya. Tapi tak harus selalu jadi panggung kompetisi kan,” jelas Gus Heru di Jakarta, Rabu (12/4).
Estafet kepemimpinan di tubuh Pagar Nusa, ungkapnya, memiliki tradisi dan tata nilai sendiri. Sebagai warisan leluhur, Pencak Silat Pagar Nusa itu ibarat pusaka. Dan tugas para pendekar adalah menjaga pusaka itu dan melestarikannya.
“Yang namanya pusaka itu kan disimpan. Tidak boleh sering-sering dikeluarkan. Ini juga yang menjadi landasan berperilaku para pendekar Pagar Nusa,” paparnya.
Dia menyebut, sejumlah nama sebenarnya sudah sempat didorong untuk menjalankan roda kepemimpinan PSNU Pagar Nusa ke depan. Namun mayoritas justru mengharamkan diri menduduki posisi tersebut. Makin dalam dasar akhlak dan sendi-sendi pencak silat tertanam dalam jiwa raga, biasanya makin tinggi kecenderungan mereka untuk menyepi dari hingar-bingar kontestasi seperti halnya kongres dan panggung-panggung rivalitas lainnya.
“Beberapa daerah sebenarnya sempat mendorong nama-nama. Sempat muncul Gus An’im (KH. An’im Falahuddin Mahrus Lirboyo), Kang Ayip (KH. Ayip Abdullah Abbas Cirebon), Gus Salam (KH. Abdussalam Shohib Denanyar), dan beberapa lagi saya lupa. Tapi mereka justru mengharamkan dirinya untuk urusan itu,” tutup Gus Heru.
(Junaidi)