Oleh : Idris Sholeh

Tidak bisa dimungkiri bahwa kitab Fath Al-Muin merupakan salah satu kitab fikih Madzhab Syafi’i yang fenomenal. Di kalangan para pegiat kajian ilmu agama terutama fikih mazhab Syafii, bahkan hampir di seluruh pesantren di Indonesia pernah dan masih terus mengajarkan kitab tersebut. Saya pun mengalami mengkaji ketika masih nyantri di pesantren Kempek Cirebon dibawah bimbingan Abuya KH. Ja’far Shodiq Aqil. Kitab ini ditulis oleh Syekh Zainudin bin Abdul Aziz bin Zaenudin Al-Malabari As-Syafii. Beliau dilahirkan pada tahun 1532 Masehi di kota Chombal Kannur Malabar India. Ayahnya seorang alim dalam bidang agama dan nenek moyangnya memiliki akar keturunan dari Yaman. Beliau belajar ilmu agama kepada beberapa ulama terkemuka, diantaranya kepada Syekh Ahmad Ibn Hajar Al-Haitsami, Syekh Izzudin bin Abdul Aziz Al Zamzami, Syekh Wajihuddin Abdurrahman bin Ziyad dan pembesar ulama lain di masanya.

Semasa hidupnya, beliau habiskan untuk mengkaji dan menulis hukum-hukum Islam terutama mazhab Syafii dan kajian tasawuf. Diantara karya-karya beliau yaitu:  Qurrah Al ‘Ain bi Muhimmat Al Dien,  Fath Al Muin bi Syarh Qurrah Al ‘Ain, Al Ajwibah Al ‘ Ajibah ‘an Asilah Al Gharibah, Ihkam Ahkam Al Nikah, Al Manhaj Al Wahid bi Syarh Ihkam Ahkam Al Nikah, Irsyad Al ‘Ibad ila Sabil Al Rasyad, Al Jawahir fi ‘Uqbah Ahl Al Kabair, dan lainnya.

Mengenai tahun wafat beliau, banyak sekali perbedaan. Menurut sejarawan Mesir Dr. Abdul Mun’im dalam buku Tarikh Al Islam fi Al Hind beliau meninggal tahun 1583 Masehi. Sementara George Zidane, Carl Brockelmann dan Al Zirakli dalam Mausu’ah-nya mencatat tahun wafat beliau pada tahun 1579 Masehi. Syekh Muhammad Ali dalam buku Tuhfah Al Akhyar fi Tarikh Al ‘Ulama Malabar mencatat pada tahun 1620 Masehi. Dari berbagai pendapat diatas yang paling memdekati kebenaran adalah pendapat terakhir, karena dari tahun kelahirannya hingga wafat beliau diperkirakan berumut sembilan puluh tahun.

Kitab Syarah (komentar) ini sangat masyhur dikalangan pengikut mazhab Syafii seperti kitab-kitab sebelumnya yaitu Minhaj Al Thalibin wa ‘Umdah Al Muftin karya Imam Nawawi, Tuhfah Al Muhtaj fi Syarh Al Minhaj karya Ibnu Hajar Al Haitsami dan Mughni Al Muhtaj ila Ma’rifah Ma’ani Al Alfazd Al Minhaj karya Al Khatib Al Syarbini serta Nihayah Al-Muhtaj karya Syamsudin Al Ramli. Mughn Muhtaj selesai ditulis pada tahun 1555 Masehi, sedangkan Nihayah Al-Muhtaj pada tahun 1565 Masehi. Sementara Al-Malabari selesai menulis Fath Al-Muin pada tahun 1574 Masehi. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa penulisan Fath Al-Muin lebih belakang dibandingkan penulisan yang lainnya. Sekalipun Al-Malabari dalam penulisan Fath Al-Muin mengikuti metode salah satu gurunya yaitu Ibnu Hajar Al Haitsami dan Syamsudin Al Ramli, namun karya beliau tidak kalah masyhur dengan karya sebelumnya, bahkan Fath Al-Muin menjadi penggerak utama dan inspirasi bagi penulis penulis sesudahnya dalam kajian fikih mazhab Syafii seperti Al-Bujairami, Al Kurdi, Al Qalyubi dan As-Syarwani.

Fath Al-Muin banyak dikaji juga di berbagai tempat seperti Yaman Suriah, Somalia, Indonesia, dan Malaysia. Bahkan, dijadikan muqarrar di berbagai universitas seperti Al-Azhar Mesir, Dar Al-Mushtafa Tarim, Ribath Al-Fath Hadramaut Yaman, serta dikaji di berbagai halaqah dan masjid seperti masjid Al-Haram Makkah, Nabawi Madinah, dan Al-Umayyah Damaskus Suriah. Di Indonesia hampir seluruh pesantren pernah mengajarkan kitab tersebut, begitu pula di Malaysia dan Somalia.

Sampai hari ini, kitab Fath Al-Muin bi Syarh Qurrah Al-‘Ain masih terus dibaca dari abad ke abad oleh para pelajar di berbagai belahan di dunia, sehingga banyak ulama yang mensyarahi dan membuatkan catatan pinggir serta menterjemahkannya.

Beberapa syarah dari kitab Qurrah Al-‘Ain diantaranya yaitu, Fath Al-Muin bi Syarh Qurrah Al-‘Ain karya Zaenudin Al Malabari yang mensyarahi karyanya sendiri yaitu Qurrah Al-‘Ain bi Muhimmat Al-Dien , Nihayah Al Zein fi Irsyad Al-Mubtadiin karya Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi. Sementara karya yang berbentuk nazam diantaranya  yaitu, Nazam Qurrah Al ‘Ain li Matn Fath Al Muin karya Syekh Masliyar Al Malabari, Al-Muin li Nazam Qurrah Al-‘Ain karya Muhammad bin Muhammad Al ‘Uqaili Al Yamani.

Adapun karya-karya yang terkait dengan Fath Muin, ada yang berbentuk Syarah (komentar), Hawasyi (catatan pinggir ), Taqrirat dan Ta’liqat, serta terjemah di antaranya yaitu I’anah Al Thalibin ‘ala Halli Alfazd Fath Al Muin karya Sayyid Abu Bakr Utsman bin Sayyid Muhammad Syatha Al Dimyathi, Tarsyih Al Mustafidin Hasyiah Fath Al-Muin karya Sayyid Alawi bin Ahmad Assaqaf Al Makki, Tansyith Al Muthali’in ‘ala Hasyiah Fath Al-Muin karya Syekh Ali bin Abdurrahman Al-Naqsabandi, Taqrirat ‘ala Fath Al-Muin karya Syekh Ahmad bin Abdul Aziz Al Makhdumi Al Fannani, Ta’liq Kabir ‘ala Fath Al-Muin karya Syekh Ahmad As-Shaghir Al-Bilinkuti Al- Malabari, Terjemah Fath Al Muin dalam bahasa Indonesia karya Dr. Ali As’ad, pertama kali dicetak dalam tiga jilid pada tahun 1980 Masehi oleh penerbit Menara Kudus Jawa Tengah, Terjemah Fath Al Muin dalam bahasa Melayu karya Muhammad Utsman Al Muhammadi, diterbitkan oleh Majlis Agama Islam, Klantan Malaysia.

* penulis adalah kepala pondok pesantren Luhur Al Tsaqafah dan wakil ketua lembaga dakwah nahdlatul ulama