BuletinNusantara – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo membuktikan ucapannya bahwa DPR RI bukanlah lembaga anti kritik. Kritik kepada DPR RI bisa disampaikan dalam bentuk apapun dan melalui saluran apapun. Dalam rangka menyambut ulang tahun yang ke-73, DPR RI memfasilitasi rakyat untuk menyampaikan kritiknya secara tajam dan terbuka melalui ajang stand up comedy ‘Kritik DPR’.
“Saya sengaja menggagas lomba stand up comedy ‘Kritik DPR’. Selain membuka saluran kritik kepada DPR dengan cara yang inovatif, juga untuk menggaet kaum millenial menyampaikan kritik kepada DPR RI. Rakyat tak perlu takut menyampaikan kritik, malah semakin banyak yang mengkritik akan semakin bagus bagi peningkatan kinerja DPR RI,” ujar Bamsoet usai membuka lomba stand up comedy ‘Kritik DPR’, di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (23/08/18).
Memeriahkan acara, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang tampil menunjukan kepiawaiannya memainkan alat musik Saksofon. Kehadiran Saut sekaligus menunjukan bahwa tidak ada masalah maupun ketegangan antara DPR RI dengan KPK. Kedua lembaga tetap solid bersinergi menjalankan tugas dan fungsinya sesuai yang diamanahkan Undang-Undang.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, kehadiran lomba stand up comedy di DPR bukan semata sebagai tontonan yang menghibur. Namun, dari setiap materi yang ditampilkan para peserta, selalu ada kritik maupun pesan yang bisa dijadikan pelajaran bagi kemajuan DPR.
“Kemampuan meramu kata-kata oleh para komika untuk berbicara dan melucu di depan orang merupakan suatu kecerdasan yang luar biasa. Tak salah jika saya menilai stand up comedy sebagai komedi cerdas karena membutuhkan kreatifitas yang tinggi,” puji Bamsoet.
Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) ini terlihat tertawa terpingkal-pingkal saat menyaksikan penampilan para peserta Stand Up Comedy. Para peserta tanpa canggung dan sangat lepas dalam menunjukan kebolehannya di atas panggung. Dari mulai permasalahan korupsi, kehadiran anggota DPR di setiap sidang, sampai ke masalah produktifitas undang-undang, semua dibabat habis oleh peserta menjadi materi kritik.
“Walaupun disampaikan dengan cara komedi yang menggelitik dan memancing tawa, namun sesungguhnya banyak kritik bernas yang disampaikan. Sangat tajam dan juga menyentuh nurani. Saya yakin para anggota DPR RI mendengarkan dengan seksama. Inilah suara-suara satir mewakili jeritan hati masyarakat yang tak boleh dinafikan oleh para wakil rakyat di DPR,” jelas Bamsoet.
Karenanya, legislator Dapil Jawa Tengah VII ini mengajak sesama koleganya di DPR RI mampu membuka mata, hati dan telinga dalam melihat kehidupan masyarakat. Para anggota DPR RI tak boleh menganggap remeh rakyat yang diam, karena sesunguhnya dalam diamnya rakyat menyimpan perlawanan.
“Rakyat kita setiap hari melawan kemiskinan, kebodohan, dan berbagai masalah sosial lainnya. Kita harus hadir menjadi bagian dari rakyat. Bukan malah hadir menjadi bagian yang dilawan rakyat,” pungkas Bamsoet. (*)