Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih meminta PT. Kimia Farma sungguh-sungguh siap dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia saat-saat ini. Terutama, dalam penyediaan obat-obatan, yang ke depannya Kimia Farma diminta untuk tidak lagi bergantung kepada bahan baku impor.
Selain itu, tegas Demer sapaan akrabnya, PT Kimia Farma didesak untuk menurunkan bahan baku obat-obat impor yang sekarang ini mencapai persentase 90 persen. Hal itu ditekankan Demer, usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Barat, yang salah satunya meninjau PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, Bekasi, Senin (20/7/2020).
“Komisi VI ingin memastikan Kimia Farma siap dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, terutama tentang penyediaan obat-obat. Kami juga ingin memastikan, Kimia Farma akan menurunkan bahan baku impor untuk obat-obatan itu. Sehingga, nantinya kita tidak terlalu tergantung kepada bahan baku obat-obatan impor yang persentasenya sudah mencapai 90 persen,” ujar Demer.
Oleh karena itu, politisi Fraksi Partai Golkar tersebut menjelaskan Komisi VI DPR RI mengunjungi pabrik dan laboratorium milik Kimia Farma. Tujuannya, ungkap Demer, untuk mengetahui lebih besar kapasitas Kimia Farma dalam memproses bahan-bahan obat yang berpotensi untuk menanggulangi Covid-19.
Demer menyatakan, berdasarkan hasil tinjauan Komisi VI DPR RI ini, dapat disimpulkan bahwa Kimia Farma berpotensi memproduksi bahan baku obat-obatan dengan tanpa harus lagi mengimpor. Untuk itu, legislator dapil Bali itu mengatakan pihaknya akan mengusulkan kepada Pemerintah agar Kimia Farma mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Ke depannya, kami usulkan Kimia Farma kepada Pemerintah untuk mendapatkan PMN. Disisi lain, kami juga sangat concern terhadap TKDN. Karena, di Indonesia sudah ada sebenarnya bahan-bahan baku obat-obatnya. Sehingga, pengolahannya kami genjot. Sehingga, kami betul-betul berharap Kimia Farma nantinya benar-benar bisa menurunkan bahan baku impor untuk obat-obatan tersebut,” pungkasnya. (pun/sf)