Jakarta, buletinnusantara – Politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan dijemput paksa Polda Sumatera Utara dari Jakarta malam tadi, 19 Juli 2016. Penjemputan paksa tersebut dilakukan oleh polisi untuk memeriksa Ramadhan terkait kasus dugaan penipuan.
Menanggapi penangkapan ini, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan koleganya, sesama politikus Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, sering dikejar penagih utang atau debt collector sejak kalah dalam pemilihan Wali Kota Medan tahun lalu. Meski begitu, kata Ruhut, Ramadhan pernah berterus terang kepadanya tidak pernah merasa berutang kepada siapa pun.
Menurut Ruhut, Ramadhan ditagih oleh penyandang dananya saat maju pemilihan Wali Kota Medan. “Dia kalah, disuruh bayar utang,” katanya di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016. Anggota Komisi Hukum DPR ini mendapat informasi dari Ramadhan jika bantuan dana yang diterimanya tidak disertai dengan pernyataan tertulis.
Ia mengatakan partainya tidak akan mengintervensi kasus yang sedang menimpa Ramadhan. Dia mengatakan sudah ada pakta integritas yang diteken kader Demokrat. Bila menghadapi masalah pribadi, diselesaikan tanpa intervensi partai.
Ruhut berujar, Ramadhan sempat mengiriminya pesan saat anggota polisi menjemputnya, Selasa malam, 19 Juli 2016. “Bang, aku di Cikini, ada reserse dari Polda Sumut. Tolong abang telepon balik Kapolda (Sumut),” kata Ruhut menirukan pernyataan Ramadhan.
Ruhut kemudian meminta Ramadhan menghadapi masalahnya tersebut. “Kalau tidak salah, kenapa tidak dihadapi saja? Hormati kepolisian,” ucapnya.
Dia menambahkan, siapa pun yang sudah berstatus sebagai tersangka, partai tidak segan memberhentikannya.