Buletin diantara – Lembaga Prekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) menggelar diskusi melalui wabinar dengan mengangkat tema “Keseimbangan Baru Ekonomi Indonesia”, Minggu (18/7). Diskusi ini dihadiri Ketua Lembaga Prekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), Jaenal Effendi dan Ekonom INDEF, Faisal H Basri.
Faisal H Bisri dalam paparannya mengatakan, dalam menangani pandemi ini harus punya cara baru, tidak dengan cara yang sama, pandemi ini merubah gaya sosial, ekonomi dan budaya menurutnya ormas keagamaan seperti PBNU dan Muhammadiyah harus diberi peran terdepan dalam mengatasi pandemi covid-19 ini.
“Oleh karena itulah penyembuhan harus dengan pola fikir baru, lintas disipilin tidak bisa ekonomi saja,tidak bisa politik saja, tidak bisa politikus saja, tidak bisa anggota DPR saja, tapi kita seluruh stecholders pemangku kepentingan semakin pentingnya posisi lembaga keagamaan, lembaga kemasyarakatan, seperti PBNU dan Muhammadiyah, ini kalau tidak ada PBNU tidak ada Muhammadiyah tidak ada lembaga keagamaan lain sudah colaps duluan,” katanya
Ekonom INDEF ini juga menyarankan agar pemerintah meminta PBNU untuk membantu melakukan vaksinasi nasional untuk percepatan.
“seperti PBNU ini punya jaringan di seluruh Indonesia, coba kalau PBNU ditugaskan untuk vaksinasi nasional barangkali jauh lebih cepat, karena tidak bisa hanya mengandalkan dokter yang sekarang saja,” jelasnya
Faisal juga mengkritik struktur ekonomi yang cepat limbung, cepat merosotnya ekonomi Indonesia diakibatkan pondasi ekonomi yang tidak kuat
“Ternyata struktur erkomi kita kok rapuh bener ya, baru diterpa badai kecil saja sudah limbung, kita perlu pondasi ekonomi yang kuat,” tegasnya
Pemberlakukan PPKM dalam menangani covid-19 ini tidak seimbang dengan keadaan ekonomi masyarakat sehingga hasil PPKM ini tidak maksimal.
“Mayoritas penduduk kita tergolong tidak aman, ketimpangan meninggkat, meninggkat jurang kaya miskin, ini terasa sekali dampak buruknya ketika krisis, apapun yang dilakukan pemerintah PSBB, PPKM jadi susah karena rakyat tidak punya apa-apa, mereka harus berjibaku tidak bisa diam di rumah,” pungkasnya