Jakarta, Buletinnusantara – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyabut kedatangan Ety binti Toyib, Ety dan anaknya disambut jajaran Pengurus Harian PBNU Robikin Emhas, KH Aizzudin Abdurrahman, Bendahara Umum PBNU, H Bina Suhendra, Ketua NU Care – LAZISNU H Ajat Sudrajat, secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyapa Ety binti Toyib ke PBNU secara virtual, Kamis (30/7).
“Selamat datang kembali Ibu Ety di Tanah Air,” ujar Kiai Said saat menyampaikan kata sambutan jarak jauh melalui virtual zoom
Kiai Said mengucapkan rasa syukur atas tibanya Ety binti Toyib di Indonesia. Kiai Said berharap peristiwa yang dialami Ety tersebut menjadi pelajaran untuk seluruh masyarakat Indonesia. Terutama bagi mereka yang saat ini menjadi TKI di sejumlah negara tetangga.
Sebelumnya, Eti binti Toyib terjerat kasus hukum di Arab Saudi dinyatakan resmi bebas dari hukuman mati di Arab Saudi setelah mampu membayar diyat (denda) sebesar Rp15, 5 miliar.
Sebanyak 12,5 milyar atau 80 persen denda tersebut dibantu Nahdlatul Ulama yang diupayakan NU Care LAZISNU. Achmad Sudrajat menuturkan, untuk mendapatkan uang sebesar itu, LAZISNU selama tujuh sampai delapan bulan berusaha menemui banyak kalangan, mulai dari para kiai, santri, pejabat, pengusaha, dan masyarakat umum.
“Komunikasi ini kita bangun dengan berbagai jejaring dan terutama komunitas NU dan lembaga-lembaga yang tertarik kepada program kemanusiaan. Kita mendatangi anggota MPR, Kemnaker, untuk menggalang sekuat kemampuan kita untuk jumlah yang ditentukan. Setelah tidak sampai, kita hanya mampu 80 persen, kita serahkan ke pemerintah,” ujarnya.
Dia menambahkan, kala itu antusias santri, kiai, dan warga NU untuk membantu Eti ketika LAZISNU datang ke pesantren-pesantren di Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten sangat tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan menyumbang uang dalam bentuk kontan dan kiriman melalui rekening.
Motivasi mereka bergotong-royong membantu nyawa Ety merupakan ekspresi dari menjalankan ajaran Islam. Di dalam Al-Qur’an misalnya dinyatakan, menyelamatkan nyawa satu orang sama artinya dengan menyelamatkan seluruh orang.
“NU identik dengan masyarakat kaum bawah. Ketika salah seorang saudaranya tak mampu dengan apa yang dibutuhkan, maka kewajiban NU membantunya sebagai bagian dari masyarakat NU. Yang pasti dia (Eti) orang desa yang yang mencari peruntungan nasib di Arab Saudi,” pungkasnya
Ety menyampaikan rasa terima kasihnya kepada NU Care-LAZISNU, santri, para pengusaha NU, warga NU yang menjabat di pemerintahan, pengurus PKB dan warga NU lain yang telah bergotong royong menyumbangkan sebagian rezekinya untuk membebaskan dia dari jeratan hukuman mati.
“Terima kasih atas dukungannya. Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan semuanya,” kata Ety sambil terurai air matanya
(Junaidi/yudo)