Jakarta, buletinnusantara – Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU kembali menyalurkan bantuan untuk Geza Wikasa Alhamir, Balita berusia 1 tahun 8 bulan, yang menderita pembengkakan hati dan limpa.
Bantuan diserahkan secara langsung oleh tim PP NU Care-LAZISNU kepada orangtua Geza di Rumah Singgah RSCM, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/09). Geza sendiri merupakan pasien RSCM yang berasal dari Desa Luragung Landeuh, Luragung, Kuningan.
Pada kesempatan itu, PP NU Care-LAZISNU menyalurkan bantuan biaya pengobatan bagi Geza senilai Rp 7,4 juta. Sebelumnya, Januari 2020, NU Care-LAZISNU pun telah menyalurkan bantuan bagi Geza.
“Ya, bantuan itu merupakan bantuan tahap kedua untuk biaya pengobatan Geza. Dan ini bagian dari program kesehatan NU Care-LAZISNU, dengan nama program Astana atau Anak Sehat Nusantara. Semoga dengan bantuan itu Dek Geza bisa kembali sehat,” ungkap Manajer Penyaluran Bantuan, Ahyad Alfida’i.
Ahyad menambahkan, bantuan tersebut juga diperoleh dari penggalangan dana online di platform crowdfunding NUcare.id dan Peduli Sehat.
“Alhamdulillah, setelah penyaluran (bantuan) tahap pertama, kami melakukan penggalangan dana online selama beberapa bulan di NUcare[dot]id dan Peduli Sehat, dan hari ini kami salurkan dana itu untuk Geza. Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur,” imbuhnya.
Arip Ramli (39), ayah dari Geza, juga menyampaikan terima kasih kepada para donatur dan pihak NU Care-LAZISNU yang telah melakukan penggalangan dana bagi Geza.
“Terima kasih kepada NU Care, Peduli Sehat, dan para donatur secara umum. Saat ini Geza masih harus melakukan pengobatan, rawat jalan, sebelum melakukan operasi transplan hati,” ungkap Arip, kepada tim NU Care-LAZISNU.
Arip mengatakan bahwa dirinya sendiri yang akan menjadi pendonor bagi Geza.
“Tapi sebelum saya mendonorkan hati untuk Geza, saya perlu melakukan screening, untuk pencocokan. Dan sekarang, karena pandemi, ruang transplan, bagian operasi juga belum buka. Jadi di-cancel dulu, dan Geza sementara rawat jalan,” jelasnya.
Sementara itu, ibunda Geza, Sunarsih (36) menceritakan bahwa putranya susah untuk duduk, karena bagian hati yang bengkak dan limpa yang mengeras.
“Sekarang duduknya jadi bungkuk, karena bengkaknya hati dan limpa, sampai ke bagian tulang belakang yang jadi tumpuan Geza untuk duduk, jadi Geza susah untuk duduk,” ucap Sunarsih seraya menunjukkan tulang belakang dan bagian perut Geza yang membengkak.
Selain itu, bagian bolamata Geza pun tampak menguning.
“Ya, bilirubinnya naik, 43 (mg/dL) jadi matanya kuning semua. Waktu terakhir tim NU Care ke sini, belum sekuning ini kan, ya. Waktu itu bilirubinnya masih di angka 20. Giginya pun sekarang rontok, karena kekurangan vitamin D,” tutur Sunarsih, sembari menunjukkan gigi Geza.
Perlu diketahui, normalnya kadar bilirubin pada sel darah merah seharusnya di bawah 5 mg/dL. Bilirubin sendiri adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang diproduksi ketika protein hemoglobin pada sel darah merah yang telah tua dan pecah. Pigmen ini nantinya akan dikeluarkan dari tubuh melewati hati.
Anak kedua dari pasangan Arip Ramli dan Sunarsih ini masih harus melakukan transfusi darah dan albumin setiap 3 (tiga) minggu sekali.
“Karena albuminnya rendah, tiap tiga minggu sekali, Geza harus transfusi albumin dan transfusi darah. Dan harus mengonsumsi suplemen, untuk memperbaiki sel saraf bagian dalam yang rusak dan biar albuminnya gak turun terus. Harga suplemennya saja enam juta,” kata Arip.
Arip sendiri mengungkapkan saat ini dirinya menganggur, karena harus menemani istri dan anaknya bolak-balik dari Kuningan ke Jakarta.
“Awalnya dulu jualan, buka warung di desa, sekarang sudah enggak. Karena harus bolak-balik ke Jakarta. Karena itu saya berterima kasih sekali atas bantuan ini. Terima kasih banyak,” pungkasnya.
(Wahyu Noerhadi)