Sungailiat, Buletinnusantara – Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, kembali menegaskan remaja dan pelajar masih menjadi sasaran utama perekrutan oleh jaringan pelaku terorisme. Oleh sebab itu lembaga pendidikan harus memiliki strategi yang tepat mencegah masuk dan tersebarnya ideologi radikal terorisme di lingkungannya.

Hadir sebagai pemateri di kegiatan dialog Internalisasi Nilai-nilai Agama dan Budaya di Sekolah untuk Menumbuhkan Moderasi Beragama di Sungailiat, Bangka Belitung, Andi Intang menyampaikan beberapa tips bagaimana lembaga pendidikan terhindar dari pengaruh ideologi radikal terorisme.

“Utamanya laksanakan pendidikan agama secara tuntas, jangan parsial, harus diselenggarakan secara komprehensif,” kata Andi Intang, Rabu (19/8/2020).

Kegiatan dialog ini terselenggara atas kerjasama BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung, menghadirkan 80 orang guru agama dari tingkat pendidikan TK hingga SMP dan sederajat.

“Tips lainnya adalah seleksi secara ketat tenaga pendidik, jangan sampai ada yang terpapar ideologi radikal dan mengajarkannya ke anak didik. Dampingi kegiatan ekstra kurikuler, seleksi orang atau kelompok yang masuk untuk mengisi kegiatan tersebut, dan budayakan anak-anak untuk bisa menghormati keragaman,” jelas Andi Intang.

Dalam paparannya perempuan berkacamata tersebut juga menyampaikan ciri-ciri ketika anak didik mulai terpapar ideologi radikal terorisme, yaitu perubahan sikap yang mendadak antisosial, memiliki kebiasaan berkumpul dengan komunitas yang dirahasiakan, mudah emosional ketika bicara, berani menyampaikan kritik secara berlebihan, berani memutus tali silaturahim dengan orang tua dan keluarga, serta cenderung tidak menyukapi pemikiran tokoh agama yang moderat.

“Sekolah harus mampu mengidentifikasi perubahan kondisi anak didiknya. Ketika menemukan ciri-ciri tersebut, segera koordinasikan dengan pihak-pihak terkait,” tandas Andi Intang.

Ketua FKPT Bangka Belitung, Sri Wahyuni, pada sambutannya mengatakan kegiatan ini akan dibarengi dengan penyelenggaraan lomba inovasi pembelajaran berbasis TIK. Lomba dibuka untuk para guru agama dengan cara menyusun materi metode pembelajaran.

“Ada total hadiah sebesar enam puluh delapan koma lima juta rupiah yang bisa diperebutkan. Kami undang para guru di Bangka Belitung untuk menyemarakkan lomba ini, dan semoga akan ada pemenang yang bisa kita banggakan,” kata Sri Wahyuni. [shk/shk]