Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) BNPB, yang digelar pada 12 Juli 2019. Sumber foto: liputan6.com

BuletinNusantara.com, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera meluncurkan program Keluarga Tangguh Bencana atau Katana, yang mengambil lokasi di Pasie Jantang, Kecamatan Lhong, Aceh Besar, Provinsi Aceh pada Sabtu (7/12) mendatang.

Kepala BNPB, Doni Monardo, program Katana digelar sebagai bentuk penguatan kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi ancaman bencana sekaligus mengurangi korban jiwa dari anggota keluarga pada saat terjadi bencana.

“Konsep yang melatarbelakangi program Katana karena Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia ke-2 setelah Haiti. Sekitar 204 juta lebih warga negara Indonesia terpapar ancaman bencana,” ungkap Doni, di Jakarta, Kamis (28/11).

Doni menyebutkan bahwa bencana pada tahun 2018 merenggut lebih dari 4.800 korban jiwa, dan angka kerugian sebesar Rp 3 triliun.

Sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2007, lanjut Doni, BNPB bertugas untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, termasuk dari bencana.

“Untuk itu, kita harus bersama mengurangi korban jiwa dari bencana dengan bersinergi mensukseskan program Keluarga Tangguh Bencana,” tegasnya.

Sebelumnya BNPB telah sukses melaksanakan penguatan kapasitas masyarakat desa di Pesisir Selatan Pulau Jawa melalui kegiatan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana), pada 12 Juli-14 Agustus 2019.

Doni memaparkan, dalam konsep Destana 2019 terdapat tujuh obyek yang diperkuat ketangguhannya di antaranya; Obyek Sarana Pendidikan, Obyek Pasar, Obyek Rumah Ibadah, Obyek Kesehatan, Obyek Vital, Obyek Perkantoran dan Obyek Permukiman.

“Dari ke tujuh obyek tersebut, BNPB mengambil satu sub kecil melalui Program Katana yang akan lebih fokus dalam Obyek Permukiman yang mana di dalamnya adalah keluarga,” jelasnya.

Dengan kata lain, imbuhnya, Katana merupakan mikrokosmos kegiatan Destana 2019 untuk penanggulangan bencana.

“Dalam konteks bencana, keluarga menjadi fokus inti. Sehingga diharapkan dalam upaya peningkatan ketangguhan bencana dan ketahanan terhadap bencana, konsepsi Katana menjadi penting dan dapat dikembangkan serta diterapkan sebagai proses yang berkelanjutan,” pungkasnya. (Red: Ahmad Sofyan)