Buletin Nusantara – Angka kurang gizi dan stunting di Kota Palembang menurun drastis selama tiga tahun terakahir. Dulu Kota ini sempat mencatat angka stunting 20% dari 1000 hari pertama bayi, angkanya menurun pada 2019 sebanyak 3942 atau 7,5 persen, pada 2020 sebanyak 1616 atau 1,7 persen, dan pada 2021 sebanyak 1187 atau 1,1 persen, dari 1.000 hari pertama bayi mengalami kurang gizi dan stunting. Angkanya menurun menjadi 1,1 persen pada 2021. Keberhasilan tersebut mendorong peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II Angkatan VII Tahun 2022 belajar pada pemerintah Kota Palembang.

“Kami belajar pada Pemerintah Kota Palembang soal penanganan stunting. Kami peroleh data bahwa prevalensi stunting di Kota Palembang sudah sangat rendah, yaitu sekitar 1,1 persen dari angka 1000 hari usia bayi,” ujar Ketua Kelompok Visitasi Dwi Handoko Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II Angkatan VII Tahun 2022. yang juga pejabat tinggi pratama pada kantor kementerian Informasi dan komunikasi.

Penurunan Angka bayi pada 1.000 hari pertama di Kota palembang menjadi tujuan visitasi kepemimpinan nasional diklat PKN II angkatan VII Tahun 2022. Program visitasi ini sebagai bentuk pendalaman dan belajar langsung dilapangan setelah mengikuti pembelajaran di kampus LAN Pejompongan Jakarta.

“Kita belajar pada pemerintah kota palembang terkait program penanganan stunting. Dari paparan ibu dr Fenty Aprina M.kes, kepala Dinas Kesehatan kota Palembang tadi kita peroleh data bhw prevalensi stunting di kota palembang sudah sangat rendah yaitu sekitar 1,1 % dari angka 1000 hari usia bayi”; demikian disampaikan Dwi Handoko selaku ketua kelompok visitasi yang juga pejabat tinggi pratama pada kantor kementerian Informasi dan komunikasi.

“Kita juga melakukan peninjauan lapangan pada puskesmas dempo dan merdeka, serta sempat mengikuti kegiatan di posyandu juga”; ujar Ali hasmi peserta PKN II yg bekerja pada pemda aceh singkil.

“Saya kira beberapa inovasi yang telah dilakukan puskesmas di kota palembang ini sangat menarik dan bisa jadi inspirasi pada puskesmas lainnya di negeri ini. Mereka memiliki program Pak Ginting (Penanganan Anak Kurang Gizi dan Stunting), untuk mengedukasi langsung kaum ibu yang memiliki bayi stunting”; ujar Ucok Parsaulian yang juga peserta PKN II yang bekerja di Bappeda Bengkayang Kalbar.

“Program visitasi kali ini memang berbeda karena setelah pandemi, baru kali ini peserta bisa langsung turun ke lapangan karena diklat PKN II sebelumnya hanya via zoom”, demikian disampaikan widyaiswara utama LAN Brisma selaku pendamping kelompok visitasi kota palembang.

Visitasi kepemimpinan nasional di kota palembang ini diikuti 15 peserta yang sedang mengikuti diklat PKN II angkatan VII tahun 2022.